“Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.” (Mazmur 103:7)
Mengenal perbuatan Allah itu perlu, tapi tidak cukup. Karena pengenalan semacam ini tidak membuat kita bertumbuh dalam kehidupan rohani. Banyak orang berpikir, kalau ia banyak mengalami mujizat artinya ia bertumbuh secara rohani, tapi kenyataan membuktikan bahwa konsep itu tidaklah benar.
Coba lihat kehidupan rohani orang Israel di padang gurun. Saat melihat mujizat mereka bersemangat, memuji Tuhan, percaya kepada Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan dan berjanji untuk taat. Tapi jika mujizat telah berlalu, mereka kembali ke dunia nyata dan kembali bertemu masalah, maka mereka bersungut-sungut lagi. Dan siklus ini terjadi berulang terus-menerus, 1. ketemu masalah – 2. bersungut-sungut dan minta bantu doa – 3. terjadi mujizat – 4. memuji Tuhan, dan kembali ke nomor 1.
Dari satu jutaan orang yang mengalami mujizat di padang gurun, hanya Yosua dan Kaleb yang masuk ke tanah perjanjian, ini membuktikan bahwa mengenal perbuatan Allah hanyalah langkah awal, dan tidak membuat kehidupan rohani kita bertumbuh. Bayangkan, selama 40 tahun mereka terus mengalami mujizat Tuhan di padang gurun, akhirnya mati di padang gurun.
Mengapa Yosua dan Kaleb dibawa masuk ke tanah perjanjian oleh Tuhan? Karena mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Allah! Mereka tidak hanya mengenal perbuatan Allah, tetapi juga mengenal jalan-jalan Allah, bahkan mengenal sifat dan kehendak Allah.
Baca juga: Mengenal Perbuatan Tuhan