Siapa yang benar, Allah atau Setan?

Siapa yang benar, Allah atau Setan?
Siapa yang benar, Allah atau Setan?

Seringkali kita dengan mudah dikaburkan dan berpikir apa yang dikatakan oleh Setan itu lebih benar dari pada apa yang dikatakan oleh Allah dan hasilnya pun langsung kelihatan. Siapa yang benar, Allah atau Setan?

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:16-17).

…. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kejadian 3:1-5).

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (Kejadian 3:6-7).

Isu Kebebasan

Inilah isu yang paling sering mengemuka di antara orang Kristen. Banyak orang percaya kalau mengikuti Allah itu hidup kita jadi tidak bebas. Ini tidak boleh! itu tidak boleh! Apa-apa tidak boleh! Semua tidak boleh!

Benarkah begitu? Tentu tidak! Itu adalah fakta yang telah diputar-balikkan oleh Setan. Itu sudah terjadi sejak awal manusia ada. Allah berfirman kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh dimakan, kecuali satu pohon, yaitu pohon pengetahuan yang baik dan  yang jahat.” Jadi ketetapan Allah adalah membebaskan: semua boleh, kecuali satu! Setanlah yang telah memelintir ketetapan Allah itu dengan berkata kepada Hawa: “Tentulah Allah berfirman, semua pohon dalam taman ini tidak boleh kau makan buahnya!”

Jadi ketetapan Allah adalah: Semua boleh dimakan kecuali satu!

Setan memelintirnya menjadi: Semua tidak boleh dimakan! Dan anehnya inilah yang dipercayai oleh manusia sekarang: Allah banyak peraturannya, semuanya tidak boleh! Padahal itulah yang Setan lakukan kepada kita. Setelah Setan berhasil membujuk manusia untuk memakan buah yang dilarang itu, yang terjadi adalah semua pohon menjadi tidak bisa dimakan, kecuali dengan kerja yang sangat keras.

Kebebasan adalah sesuatu yang selalu ditawarkan oleh Setan kepada manusia, tetapi sesungguhnya, kebebasan yang ditawarkan Setan itu adalah keterikatan yang mematikan. Contoh: Setan menawarkan rokok dan narkoba sebagai sebuah bentuk kebebasan, tetapi setelah kita menerimanya, seketika itu juga rokok dan narkoba menjelma menjadi keterikatan yang sangat sulit dilepaskan.

Tetapi jika Allah yang menawarkan kebebasan, maka kebebasan itu benar-benar membebaskan!

“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yoh. 8:36)

Mencurigai Allah

Allah berkata: “Jika kamu memakan buah yang kularang, kamu akan mati!”

Setan berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Sebelumnya manusia percaya bahwa apa yang diberikan Allah adalah yang terbaik bagi dirinya dan apa yang dilarang Allah adalah berbahaya bagi dirinya. Tetapi Setan memelintir semuanya itu sehingga manusia mulai belajar mencurigai Allah.

“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat” (Kejadian. 3:6-7).

Manusia dihasut oleh Setan untuk mencurigai Allah bahwa Allah itu pendusta. Bila Setan telah berhasil membuat anda mencurigai Allah, maka apa yang dilarang Allah akan terlihat baik bagi anda dan apa yang diberikan Allah mulai terlihat tidak baik di mata anda. Padahal kita semua tahu Setanlah bapa segala dusta dan Allah tidak mungkin berdusta.

“Supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita” (Ibrani 6:18).

Jadi jangan pernah mencurigai Allah, karena saat anda mencurigai Allah, itu menunjukkan bahwa anda telah tertipu oleh Setan.

Masalah hasil

Allah berkata: “Jika kamu memakan buah yang kularang, kamu akan mati!”

Setan berkata: “Kamu tidak akan mati, tetapi mata kamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat!”

Sekali lagi Setan memelintir tentang hasil. Dan sepertinya hasil yang dikatakan oleh Setan langsung terlihat setelah itu.

“Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat”

Allah berkata, jika kamu makan buah itu kamu akan mati. Setan berkata, jika kamu makan buah itu mata kamu akan terbuka. Dan hasilnya? Sepertinya mereka tidak mati, tetapi justru mata mereka terbuka. Yang mana yang benar? Allah atau Setan?

Inilah tipuannya:

Mata mereka memang terbuka, tetapi itu membuat kesadaran akan hal-hal fisik lebih nyata dari pada kesadaran akan hal-hal rohani. Kesadaran akan fakta dan kenyataan lebih besar dari pada kesadaran akan Allah dan kebenaran. Sebelumnya yang menguasai kehidupan manusia adalah kesadaran akan Allah dan hal-hal yang rohani, tetapi sekarang yang menguasai manusia adalah kesadaran akan fakta dan hal-hal fisik.

Siapa yang benar, Allah atau Setan?

Apa yang dikatakan Allah adalah benar, bahwa jika mereka makan buah itu mereka akan mati. Tetapi mengapa mereka tidak mati? Mereka tidak mati secara fisik, tetapi secara roh, dan itulah sebenarnya yang dikatakan Allah. Setelah mereka makan buah itu, hubungan mereka dengan Allah terputus. Allah tidak lagi menjadi sumber segalanya dalam hidup mereka. Mereka harus bekerja sendiri untuk memenuhi semua yang mereka butuhkan.

Ciri-ciri kematian rohani:

1. Lari/bersembunyi dari Allah. Kita menjauhi Allah, bahkan saat Dia mendekat (Kej. 3:8)

2. Suka menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi (Kej. 3:12-13)

3. Tidak dapat menikmati Taman Eden, sehingga harus memenuhi kebutuhan dengan susah-payah (Kej. 3:19)

4. Lebih mengutamakan pengetahuan dari pada kehidupan (Kej. 3:22)

Jika ada pertanyaan: Siapa yang benar, Allah atau Setan? Anda bisa menilai sendiri berdasarkan kebenaran-kebenaran di atas.

Baca juga: Manusia adalah Makhluk Roh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*