Wahyu 2:7, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.“
2:17a, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi;”
3:20, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.“
Dalam kitab Wahyu, Tuhan menyuruh Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh gereja. Dalam ketujuh surat itu, tiga di antaranya, yaitu surat yang pertama, ketiga, dan ketujuh, Tuhan berbicara tentang makan sebagai upah bagi para pemenang. Dalam surat yang pertama, Tuhan berbicara tentang makan pohon hayat (2:7). Dalam surat yang ketiga, Tuhan berbicara tentang makan manna yang tersembunyi (2:17), dan dalam surat yang ketujuh, Tuhan menyimpulkan dengan mengatakan bahwa Dia berdiri di muka pintu dan mengetok. Siapa pun yang membuka pintu bagi-Nya, Dia akan makan bersama orang itu (3:20). Ini berarti surat kepada tujuh gereja dibuka dan ditutup dengan masalah makan. Bahkan di pertengahan pun disisipkan dengan masalah makan juga.
Seluruh Alkitab mewahyukan satu hal sentral kepada kita, yaitu Allah ingin menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Dia ingin membuat diri-Nya satu dengan kita. Ini adalah sesuatu yang ajaib. Tidak ada orang atau agama yang pernah berpikir tentang hal ini. Pikiran sentral agama adalah bagaimana kita menyembah Allah dan berbuat baik agar kita masuk sorga. Namun pikiran Allah adalah bagaimana Dia tergarap ke dalam kita dan menjadi satu dengan kita, lalu terekspresi melalui kita.
Satu-satunya cara agar Allah dapat menggarapkan diri-Nya ke dalam kita untuk menjadi satu dengan kita adalah dengan cara makan! Itu sebabnya Alkitab diawali dan diakhiri dengan perintah untuk makan pohon hayat. Dalam Kejadian 2, kitab pertama dari Alkitab, manusia disuruh makan pohon hayat, dan dalam Wahyu 2, kitab terakhir dari Alkitab, manusia juga disuruh makan pohon hayat. Pohon hayat adalah Allah Tritunggal – Bapa yang diwujudkan dalam Putra, dan Putra direalisasikan sebagai Roh itu.
Apa yang kita makan adalah apa yang kita perhidupkan. Apa yang kita makan akan menjadi satu dengan kita dan menjadi kita. Kita akan menjadi seperti apa yang kita makan.
Doa: Tuhan Yesus, garapkanlah diri-Mu ke dalam kami agar kami menjadi seperti Engkau. Amin!