“Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 2:9)
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:16-17)
Pohon pengetahuan yang merupakan makanan untuk jiwa dilarang untuk dimakan. Sejatinya Allah hanya menyediakan makanan untuk tubuh dan roh, makanan jasmani dan rohani. Sedangkan makanan untuk jiwa tidak boleh dimakan.
Dengan kata lain, jiwa tidak boleh diberi makan. Hayat jiwa tidak boleh bertumbuh. Jiwa hanya diperlukan fungsinya untuk mengikuti roh dan mengekspresikan roh. Jika hayat jiwa bertambah kuat, maka jiwa akan menutupi roh, sehingga roh tidak dapat terekspresi.
Susunan yang benar adalah: tubuh mengekspresikan kehidupan roh melalui ekspresi fungsi jiwa. Jika hayat jiwa diberi makan, maka jiwa akan menutupi roh, sehingga tubuh mengekspresikan hayat jiwa, bukan hayat roh. Hayat jiwa adalah diri manusia itu sendiri (ego), sedangkan hayat roh adalah kehidupan Allah sendiri, yaitu Kristus.
Jika manusia makan buah dari pohon kehidupan, artinya manusia memilih kehidupan Allah menjadi kehidupannya. Jika manusia makan buah dari pohon pengetahuan, maka artinya manusia memilih ego (aku) menjadi kehidupannya. Manusia hidup dengan kehidupannya sendiri, lepas dari kehidupan Allah.
Alur yang benar adalah: tubuh mengekspesikan kehidupan roh melalui fungsi jiwa, bukan mengekspresikan hayat jiwa. Hayat jiwa adalah diri manusia itu sendiri (ego), sedangkan hayat roh adalah kehidupan Allah sendiri, yaitu Kristus.
Baca juga: Makanan Tubuh, Roh, dan Jiwa