Serba Kebetulan yang Bukan Kebetulan

Serba Kebetulan yang Bukan Kebetulan
Serba Kebetulan yang Bukan Kebetulan

“Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur” (Kejadian 29:1).

Yakub berangkat “dari situ.” Dari mana? Dalam pasal sebelumnya diceritakan, Yakub mengalami perjumpaan Ilahi di Betel [Rumah Allah] (Kejadian 29:1-14). Di situ Tuhan berjanji kepada Yakub:

“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu” (Kejadian 28:15).

Dari titik ini, dari situlah ia berangkat ke negeri asing. Dan dalam perjalanannya itu ia sungguh-sungguh melihat penyertaan Tuhan berlaku atas hidupnya, sampai ia tiba di tempat yang ia tuju dengan selamat, dan bertemu dengan pamannya, Laban.

Saya kira, kita semua mengetahui, bahwa tidak mudah mencari alamat di negeri asing yang belum pernah kita kunjungi, apa lagi di jaman itu. Ibunya hanya memberitahukan nama pamannya adalah Laban, dan nama negerinya adalah Haran. Tidak ada nama jalan atau kelurahannya, apalagi RT dan RW nya.

“Jadi sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku, bersiaplah engkau dan larilah kepada Laban, saudaraku, ke Haran” (Kejadian 27:43).

Jadi Yakub hanya tahu ia harus pergi ke Haran untuk mencari orang yang bernama Laban, yang bahkan belum pernah ia jumpai sebelumnya. Hanya karena penyertaan Tuhanlah akhirnya Yakub sampai di sana dengan selamat.

Penyertaan Tuhan dalam perjalanan hidup kita seringkali ditandai dengan adanya pelbagai peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semua serba kebetulan. Tapi semuanya kebetulan yang bersifat positif yang pada akhirnya menghantarkan kita kepada tujuan yang dituju.

Dari Betel Yakub pergi ke negeri Bani Timur, di situ ia bingung akan melangkah ke mana lagi. Dalam kebingungannya ia memandang ke selilingnya… dan ternyata … kebetulan di situ ada sebuah sumur.

Ternyata sumur itu adalah tempat para gembala memberi minum domba-dombanya, jadi para gembala berkumpul di situ. Kebetulan … ada tempat untuk bertanya.

Bertanyalah Yakub kepada mereka: “Saudara-saudara, dari manakah kamu ini?” Jawab mereka: “Kami ini dari Haran” (ayat 4).

Sungguh sebuah kebetulan yang luar biasa, ternyata mereka berasal dari Haran, tempat yang ingin dituju Yakub.  Ia bertanya lagi,

“Kenalkah kamu Laban, cucu Nahor?” Jawab mereka: “Kami kenal” (ayat 5).

Selanjutnya katanya kepada mereka: “Selamatkah ia?” Jawab mereka: “Selamat! Tetapi lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dombanya” (ayat 6).

Wow … ini betul-betul sebuah kebetulan yang bukan kebetulan, saat mereka bercakap-cakap, ada seorang perempuan cantik datang ke sumur itu hendak memberi minum domba-dombanya, dan mereka memberitahu Yakub, bahwa itu adalah Rahel, anak perempuan Laban.

Saat itu juga selesailah pergumulan Yakub mencari alamat Laban. Ia memperkenalkan dirinya kepada Rahel dan Rahel membawanya pulang untuk bertemu dengan ayahnya, Laban, paman Yakub. Dan di kemudian hari, kebetulan, Rahel menjadi isteri yang dicintainya.

Dan kebetulan juga, di kemudian hari Rahel melahirkan Yusuf, yang dipakai Tuhan untuk menyelamatkan seluruh keturunan Yakub, dan seluruh dunia, dari bencana kelaparan.

Beberapa kebetulan yang dirancang Tuhan, menyelesaikan pergumulan dalam perjalanan Yakub, bahkan di kemudian hari, kebetulan tersebut juga dapat menyelesaikan pergumulan seluruh dunia. Itulah penyertaan Tuhan dalam hidupnya.

Saya yakin anda mulai mengingat beberapa kebetulan yang terjadi, yang menyelesaikan pergumulan dalam perjalanan hidup anda. Sadari, itu adalah salah satu bentuk penyertaan dan pertolongan Tuhan!

Siapa tahu, pelbagai kebetulan yang sekarang menyelamatkan anda, di kemudian hari bisa menyelamatkan yang lain juga. Amin!

Baca juga: Suatu Tempat atau Rumah Allah?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*