Pengajaran Atau Kehidupan?

“Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (Yohanes  3:1-3)

Nikodemus adalah seorang pemimpin atau pengajar agama, dan ia menganggap bahwa Tuhan Yesus adalah guru yang diutus Allah, itulah sebabnya ia datang kepada-Nya. Untuk apakah seorang guru agama datang kepada guru yang diutus Allah? Tentunya untuk mencari ‘pengajaran’ yang lebih hebat, agar ia dapat memperbaiki hidupnya lebih lagi.

Jawaban Tuhan kepadanya seperti tidak nyambung, tapi sesungguhnya, itulah keperluannya. Tuhan berkata, “Kamu harus dilahirkan kembali.” Dilahirkan kembali adalah dilahirkan sekali lagi untuk menerima kehidupan atau hayat Allah. Nikodemus telah dilahirkan dari benih orang tuanya, dan karena itulah ia menerima kehidupan atau hayat manusia. Tapi ia belum menerima kehidupan atau hayat Allah di dalam dirinya, karena itu ia harus dilahirkan kembali.

Dengan kata lain Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa pengajaran hanya akan membuat engkau mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, namun tidak akan membuat engkau menjadi lebih baik, dan tidak dapat membuat engkau memenuhi tuntutan Allah.

Untuk hidup sebagaimana Allah hidup dan memenuhi tuntutan-Nya, kita membutuhkan hayat Allah. Jadi yang kita butuhkan bukanlah pengajaran yang lebih banyak, tapi hayat yang baru, yaitu hayat Allah.

Tuhan Yesus datang untuk memberikan kehidupan yang baru, yaitu kehidupan Allah, ke dalam roh kita, bukan memberikan pengajaran atau sensasi yang baru ke dalam jiwa kita.

Baca juga: Butuh Posisi Dan Hati Yang Tepat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*