Mazmur 34:9, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!“
Kidung Agung 2:3, “— Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.”
Sistem agama hari ini telah menyimpangkan kita dari kenikmatan akan Kristus. Ajaran agama berhubungan dengan bagaimana mengubah karakter dan memperbaiki prilaku seseorang, tapi pemikiran sentral Allah adalah Allah ingin menjadi kenikmatan bagi kita. Kita harus belajar mengecap-Nya seperti pemazmur katakan. Tidaklah cukup memiliki pengetahuan tentang Tuhan dan mempelajari banyak doktrin serta ajaran tentang Tuhan. Kita harus mengalami Tuhan dan mengecap Tuhan.
Pencari Tuhan dalam kitab Kidung Agung menganggap Tuhan seperti pohon apel, yang memberikan naungan dan buah yang lebat untuk dinikmati. Kita bisa beristirahat di bawah naungannya dan menikmati buah-Nya, yang adalah seluruh kekayaan-Nya untuk kenikmatan kita. Pohon apel bukanlah untuk dipelajari dan dikaji secara ilmiah, melainkah untuk dinikmati.
Kita tidak seharusnya berfokus pada doktrin, ajaran, atau karunia, melainkan harus fokus pada Tuhan sendiri. Kita harus belajar menikmati Dia, berkontak dengan Dia, makan, Dia, mengambil bagian atas Dia.
Kita harus belajar mengenal Tuhan berdasarkan pewahyuan Alkitab yang kita alami sendiri. Setiap hari mengecap Dia, menikmati Dia, dipuaskan oleh Dia, dijenuhi dan diresapi dengan kemanisan-Nya.
Doa: Tuhan Yesus, Engkau adalah kenikmatan untuk kami nikmati, bukan pelajaran untuk kami pelajari. Kami menerima Engkau sebagai kenikmatan, dan bukan doktrin bagi kami. Amin!