MEMAHAMI PENDERITAAN YESUS (3) PENDERITAAN ROH

Matius 27:46, “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Kita telah melihat tentang penderitaan tubuh dan jiwa yang dialami Tuhan Yesus ketika di salib. Sekarang mari kita melihat penderitaan Roh yang Ia tanggung untuk kita. Roh adalah bagian persekutuan antara manusia dengan Allah. Putra Allah kudus, tanpa dosa. Roh-Nya bersatu dengan Roh Kudus, tak pernah gelap, terganggu, atau terputus sejenak pun, setiap saat selalu beserta Allah.

Ketika terpancang di atas salib, mungkin tidak ada hari lain selain hari ini di mana Ia sangat memerlukan penyertaan Allah, namun Ia berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46). Roh-Nya terpisah dengan Allah untuk pertama kali seumur hidup-Nya. Sekarang Ia merasa sendiri, terbuang dan terkucil, walau pun Ia tetap taat dan melakukan kehendak Allah. Ia terbuang dan terkucil dari Allah bukan karena dosa-Nya sendiri, namun karena dosa umat manusia, dosa kita semua.

Pengaruh yang terbesar dari dosa ada pada roh. Maka Putra Allah yang sekudus itu, harus terpisah dari Allah karena menanggung dosa manusia. Selama ini Ia selalu berkata, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh. 10:30). Itu benar, termasuk ketika Ia berada di bumi. Sifat insani tidak mampu memisahkan Dia dengan Allah, tetapi dosa mampu, meski pun itu dosa orang lain. Roh-Nya terpisah dari Allah, agar roh kita dapat diperdamaikan dengan Allah. Ia berseru, “Eli, Eli, lama sabakhtani!” (Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku!” agar kita dapat berseru, “Imanuel!” (Allah beserta/bersama kita).

Saat Ia mengatakan bahwa seseorang akan mengkhianati dan menjual-Nya, “roh-Nya berduka” (Yoh. 13:21 – KJV). Dalam Mazmur 22:15-16, Mazmur Mesianis yang menubuatkan tentang Yesus, Ia berkata

Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.

Hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada tubuh, jiwa, dan roh orang dosa telah ditanggungkan di atas diri Tuhan Yesus. Di dalam Dia, roh, jiwa, dan tubuh kita telah sepenuhnya menerima hukuman. Karena itu, kita tidak perlu dihukum lagi.

Roma 8:1, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah menanggung semua hukuman terhadap roh, jiwa, dan tubuh, yang seharusnya ditimpakan kepada kami, sehingga di dalam Engkau, tidak ada lagi penghukuman yang perlu kami tanggung karena dosa. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*