1 Tesalonika 5:23, “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Dalam ayat di atas, rasul Paulus melukiskan situasi yang sebenarnya dari seorang manusia rohani, yaitu: pertama, ia dihuni oleh Allah di dalam rohnya, dan dari situ Allah menguduskan seluruh roh, jiwa, dan tubuhnya. Hayat roh tersalur dan menjenuhi segenap insaninya, hingga setiap organ insaninya hidup oleh roh dan bertindak menurut roh.
Kedua, ia tidak hidup oleh kekuatan hayat jiwa. Pikiran, imajinasi, emosi, ide, kasih, dan opininya satu per satu telah diperbarui oleh Roh Kudus, sehingga sama sekali tunduk di bawah penguasaan roh, dan tak lagi bertindak secara individual dan independen.
Ketiga, ia tetap bertubuh jasmani, bukan satu roh yang terpisah dari tubuh. Tetapi keletihan, kesengsaraan, atau tuntutan-tuntutan tubuhnya tidak dapat mempengaruhi rohnya hingga kehilangan posisinya yang naik ke sorga. Seluruh anggota tubuhnya telah menjadi senjata kebenaran.
Jadi, seorang manusia rohani adalah orang yang dimiliki oleh roh. Segenap insannya dikuasai oleh roh, dan segala organ insaninya sepenuhnya tunduk di bawah pengaturan roh. Rohnya menjadi ciri khas yang mewarnai kehidupannya. Apa pun yang ia lakukan berpangkal pada roh. Ia mempunyai sandaran dan ketergantungan yang mutlak terhadap roh. Tutur kata dan prilakunya tidak sembarangan dilakukan menurut dirinya sendiri, melainkan selalu menyangkal daya upaya diri sendiri dan menerima kekuatan dalam roh. Manusia rohani tak lain adalah menusia yang hidupnya bersandar pada roh.
Doa: O Tuhan Yesus, Jadikan kami seorang manusia rohani yang segenap organ insaninya tunduk pada pengaturan roh. Amin!