BERAPA BANYAK KITA DALAM HAYAT SEBANYAK ITULAH DOA KITA

Kisah Para Rasul 1:14 Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Mengapa ada orang yang berdoa bagi Injil dan segera beberapa jiwa diselamatkan, sementara ada orang lain yang berdoa terus-menerus, tapi tak seorang pun diselamatkan? Persoalannya, orang yang berdoa itu hidup dalam hayat atau tidak. Di sini kita memerlukan orang yang hidup dalam hayat dalam segala hal, bukan pandangan alamiah atau pengamatan umum, tetapi belajar hidup dalam hayat. Sebagai hasilnya, baru ada doa-doa dalam hayat. Doa-doa semacam itu adalah dari Tuhan, dan akan sangat efektif.

Di banyak gereja saya melihat ada begitu banyak masalah, tapi maafkan, saya harus mengakui, saya tidak pernah berdoa bagi mereka, karena hayat saya tidak menjangkau gereja-gereja tersebut. Dengan kata lain, saya tidak memiliki kapasitas untuk memikul beban itu. Memikul beban berarti bahwa dalam perkara itu kita hidup dalam hayat. Berdoa syafaat bukanlah perkara orang memberitahu kita, “Berdoalah untuk gereja ini atau gereja itu.” Dan kita menjawab, “Baiklah.” Kemudian setelah pulang kita berlutut mendoakan gereja itu. Doa semacam itu tidak terlalu berguna dan tidak akan bertahan lama. Mungkin setelah sebulan, kita telah lupa bahwa kita pernah berdoa untuk masalah itu.

Memiliki doa yang sejati berarti kita mampu menerima masalahnya ke dalam hayat kita. Kita yakin Tuhan telah menempatkan beban masalah itu ke dalam kita. Karena memiliki beban itu, kita memiliki pengutaraan doa. Doa semacam ini tidak akan kita lupakan, karena jika tidak berdoa, kita akan terus memikul beban dan merasa tidak bebas. Kita merasa tertekan dan terbakar di dalam. Doa semacam ini baru berasal dari hayat.

Setelah kenaikan Tuhan, ada 120 orang berdoa selama sepuluh hari dan membawa pencurahan Roh Kudus yang kemudian menghasilkan 3000 orang petobat baru. Mengapa mereka bisa berdoa selama 10 hari secara terus-menerus? Karena mereka hidup dalam hayat. Doa adalah perkara hayat, karenanya kita perlu lebih banyak penanggulangan dan pengoreksian dalam hayat; belajar hidup dalam hayat dan menerima beban hayat. Sehingga tidak perlu orang lain mendorong kita untuk berdoa, kita akan dengan spontan berdoa. Berapa banyak kita dalam hayat, sebanyak itulah doa kita.

Doa: O Tuhan Yesus, kami mau belajar hidup dalam hayat dan menerima beban hayat sehingga kami bisa menaikkan doa yang sejati yang berasal dari hayat. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*