
“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29).
Dalam merampungkan karya penebusan-Nya, Yesus harus mati di kayu salib. Injil Yohanes menggambarkan kematian Yesus ini dengan tiga gambaran, yang pertama adalah sebagai Anak Domba Allah, yang kedua sebagai ular tembaga yang ditinggikan, dan yang ketiga sebagai sebutir biji gandum. Kita akan membahasnya satu per satu.
Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dalam Perjanjian Lama hanya Imam besar yang bisa masuk ke ruang Mahakudus, di mana Allah ada. Tapi ia harus membawa anak domba yang telah disembelih sebagai korban tebusan dosa, untuk umat dan untuk dirinya sendiri. Setiap kali menghadap Allah ia harus membawa anak domba yang telah disembelih sebagai korban tebusan dosa.
Korban tebusan dosa dalam Perjanjian Lama hanyalah bayangan, Yesuslah Anak Domba Allah yang sesungguhnya yang menghapus dosa dunia. Dia disembelih sekali untuk selamanya. Dan sekarang kita semua bisa masuk ke ruang Mahakudus untuk menghadap Allah, tanpa takut mati karena dosa. Kematian Yesus telah menghapuskan dosa kita.
“Jadi, Saudara-saudara yang saya kasihi, karena darah Yesus, sekarang kita boleh memasuki Tempat Mahakudus, tempat Allah berada. Inilah jalan baru yang menghidupkan, yang telah dibukakan oleh Kristus bagi kita dengan merobek tirai itu, yaitu tubuh insani-Nya, supaya kita dapat menghadap hadirat Allah yang kudus” (Ibrani 10:19-20 (FAYH)).
Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Melalui kematian-Nya, Dia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup sehingga kita bisa menghadap Allah di ruang maha kudus-Nya, tanpa rasa takut.
Baca juga: Hanya Yesus yang Selamatkan