BERDOA BUKAN UNTUK DIRI MANUSIA, TETAPI UNTUK ALLAH

Daniel 9:19 Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!”

Semua doa yang sejati bukanlah doa untuk diri sendiri, juga bukan untuk orang lain, melainkan untuk Allah. Bahkan ketika kita berdoa agar orang diselamatkan atau agar jemaat dibangkitkan, haruslah berdoa untuk Allah. Perhatikan doa Daniel dalam ayat di atas. Ia berdoa agar Allah mau mendengar dan memberikan kasih karunia kepada dia dan bangsa Israel, bukan demi kepentingan mereka, melainkan “oleh karena Engkau sendiri”. Ini berarti, meskipun Engkau memberkati kami, tetapi bukan untuk kami, melainkan untuk diri-Mu sendiri.

Tujuan doa yang tertinggi adalah agar Allah mendapatkan kuasa dan faedah. Secara luaran, kita kelihatannya berdoa untuk banyak orang, untuk banyak urusan, atau untuk diri sendiri, tetapi kita harus menelusuri sumbernya dan mengatakan, “Ya Allah, doaku ini semuanya adalah bagi-Mu Apakah permohonanku dikabulkan atau tidak, itu tidak penting, tetapi kuasa dan faedah yang Engkau dapat dari doa ini, itulah yang terpenting!”

Ketika orang Kristen berdoa untuk kebutuhan materi, seringkali mereka tidak dapat berdoa dengan perkasa, ketika berlutut segera mencucurkan air mata dan berdoa, “Ya Allah, kasihanilah aku, aku tidak memiliki makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kasihanilah aku!” Doa seperti ini sangat kasihan, karena hanya berdoa untuk diri sendiri. Jadi dalam meminta benda materi kepada Allah, kita bisa memiliki dua motivasi yang jauh berbeda, yaitu untuk kepentingan Allah atau untuk kepentingan diri sendiri.

Seandainya anak kita sedang sakit, dapatkah kita berdoa untuknya demi kepentingan Allah? Atau kita akan berdoa sambil memikirkan bagaimana kalau ia mati, itu sebabnya kita mencucurkan air mata dan menangis tersedu-sedu. Jika itu yang terjadi, maka doa kita tidak di dalam Tuhan, melainkan sepenuhnya di dalam diri kita sendiri. Doa kita tidak melalui Allah juga tidak membiarkan Allah melalui kita, kita tidak berdoa bersama Allah. Itu murni kita berdoa untuk diri sendiri, dan bukan untuk Allah.

Jika telah belajar pelajaran berdoa, maka kita akan dapat berkata di hadapan Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah anakku! Tapi ini bukan untuk kepentinganku, melainkan untuk kepentingan-Mu.” Ini adalah doa yang hebat dan perkasa!

Kita harus mengukur doa kita dengan prinsip yang dalam dan besar ini. Jika kita mengukurnya dengan prinsip ini, maka kita akan menemukan bahwa dalam perkara ilahi seperti berdoa ini, kita masih banyak dipenuh dengan diri sendiri, dan bukan Allah. Baik tujuan, motivasi, atau harapan doa kita masih dipenuhi percampuran ego. Kita memang berdoa kepada Allah, tapi di dalam hati, kita sepenuhnya berdoa di dalam diri sendiri dan untuk diri sendiri.

Bila kita belajar pelajaran ini, kita tidak akan lagi mengucapkan doa yang memelas penuh cucuran air mata karena minta dikasihani oleh Allah. Sebaliknya, kita akan berdoa dengan berani dan perkasa, karena kita tidak berdoa untuk diri sendiri, melainkan untuk Allah.

Doa: O Tuhan Yesus, tanggulangilah ego kami sepenuhnya ya Tuhan, agar kami tidak lagi berdoa untuk kepentingan diri kami sendiri, melainkan untuk Allah. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*