Dari Sisi Mana Dulu

“Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3:4-5)

Pada waktu Iblis melontarkan fitnahnya ke dalam pikiran seseorang, baik itu tentang Allah atau tentang orang lain, maka ia akan memberikan “bukti-bukti” yang kelihatannya sangat meyakinkan, tentunya disesuaikan dengan “mangsa” yang ingin dimakannya.

Misalnya dalam kasus ini, perkataannya begitu meyakinkan: “Matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Dari sudut pandang orang yang berambisi untuk menjadi lebih baik, maka hal ini sangat masuk akal dan meyakinkan. Fitnah Iblis ini akan diterima seperti “penyingkapan pewahyuan” atau “peneguhan” bagi pikiran ambisius mereka.

Namun dari sudut pandang kebenaran, mana mungkin Allah seperti itu? Kalau Dia melarang, pasti itu karena tidak baik buat kita. Sama seperti seorang bapa menasehati anaknya untuk makan makanan yang baik dan bergizi karena itu menyehatkan. Sang bapa menasehati dari sudut pandang kesehatan, tapi jika sang anak melihatnya dari sudut pandang rasa enak dan puas, maka ia akan merasa bapanya bermaksud buruk: tidak senang kalau anaknya merasa enak dan puas, maunya anaknya menderita.

Soal benar atau salah dan baik atau jahat, seringkali bersifat relatif, karena masing-masing kita memandangnya dari sudut pandang diri kita sendiri. Di sinilah Iblis bermain untuk mengadu domba kita. Itulah sebabnya Allah memberikan Alkitab yang adalah firman Allah, kebenaran yang mutlak, untuk menjadi patokan tentang kebenaran. Kalau semua berpatokan pada Alkitab secara jujur, maka Iblis tidak bisa mengadu domba kita.

Dari buahnyalah kita akan mengetahui asalnya. Jika buahnya adalah perpecahan, perselisihan, pengsengketaan, maka itu pasti bukan dari Tuhan. Walaupun kelihatannya sangat benar dan menyakinkan, tetap harus ditolak!

Baca juga: Fitnah Pertama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*