I Timotius 2:3-4 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Doa yang sejati bukan mengekspresikan maksud hati kita yang berdoa, melainkan mengekspresikan maksud hati Allah melalui doa kita. Karena itu ketika datang ke hadapan Allah untuk berdoa, jangan langsung berdoa menurut maksud kita sendiri, karena doa seperti ini biasanya dimulai dari diri sendiri, bukan dari Allah. Ketika berdoa, kita harus terlebih dulu berdiam diri di hadapan Allah, bersekutu dengan Dia, menyeru nama-Nya, dan membiarkan Dia mengurapkan maksud hati-Nya ke dalam kita. Setelah mengetahui maksud hati-Nya, kita menerjemahkan itu ke dalam perkataan dan mengutarakannya kepada Allah. Inilah doa!
Misalnya, Allah mengurapkan kehendak-Nya supaya semua orang diselamatkan, ini adalah maksud hati-Nya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang berdoa untuk orang-orang diselamatkan, maka tidak ada yang akan diselamatkan. Karena itu, jika kita tidak berdoa untuk kerabat atau teman kita agar mereka diselamatkan, tidak menyatakan maksud hati Allah itu, maka kehendak-Nya tidak bisa digenapi, dan orang-orang tidak diselamatkan. Maksud hati Allah tidak akan diungkapkan atau dirampungkan oleh Allah sendiri, melainkan diungkapkan dan dirampungkan di dalam dan melalui doa kita. Doa adalah sarana untuk mengutarakan dan merampungkan maksud hati Allah.
Karena itu, jika ada orang yang meminta kita berdoa bagi mereka, kita belum tentu dapat memenuhi permintaannya, karena doa yang tepat tidak boleh menurut keputusan kita sendiri, melainkan menurut beban yang kita terima dari Allah saat kita berkontak dengan-Nya dan menjamah-Nya. Karenanya, kita tidak dapat langsung membawa urusan orang lain ke hadapan Allah dan berdoa untuk mereka. Sebelum membuka mulut untuk berdoa bagi suatu urusan, kita perlu memiliki waktu yang cukup untuk meletakkan diri di hadapan Allah.
Tidak ada seorang pun yang pandai berdoa, langsung membuka mulutnya begitu datang ke hadapan Allah. Mereka adalah orang yang setiap saat membawa roh doa, berdiam diri di hadapan Allah, tidak banyak berbicara, dan tidak banyak mengajukan usulan. Pada saat itu, kehendak Allah akan diurapkan ke dalam dia satu per satu. Doa yang tepat bukanlah mengutarakan perkataan yang terkandung dalam pikiran kita, melainkan mengutarakan perkataan yang keluar dari beban dalam batin. Doa adalah kehendak Allah yang keluar dari Allah, melalui kita, dan kembali kepada-Nya.
Doa: O Tuhan Yesus, biarlah doa-doa kami menjadi sarana untuk mengutarakan dan merampungkan maksud hati-Mu, bukan maksud hati kami. Bukan mengutarakan perkataan dalam pikiran kami, melainkan mengutarakan perkataan yang keluar dari dalam batin kami. Amin!