Kisah Para Rasul 19:13-16 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: “Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?” Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.
Semua doa yang sejati adalah doa hayat. Doa hayat adalah doa yang berasal dari hayat. Doa apa pun yang bukan berasal dari hayat adalah buatan, tiruan, paksaan, liturgis, dan luaran. Dengan kata lain, doa itu palsu. Kita tidak mungkin meniru nada, suara, kata-kata, bentuk, dan gaya doa siapa pun. Kalau pun kita bisa menirunya dengan sangat baik, itu masih tetap palsu. Doa secara unik dan mutlak adalah perkara hayat. Hayat kita adalah faktor penentu doa kita. Jika ada masalah dengan hayat, pasti akan ada masalah dengan doa kita. Tidak mungkin hayat kita bermasalah tetapi doa kita tidak. Hayat dan doa kita langsung berhubungan dan sejajar satu sama lain.
Doa memang tergantung pada kata-kata, tetapi kata-kata adalah ungkapan dari tingkat hayat seseorang. Kita perlu mencapai tingkat hayat tertentu agar dapat mengatakan perkataan pada tingkat hayat itu. Kalau tidak, kita bisa saja mengatakannya, tetapi perkataan itu tidak memiliki tunjangan hayat maupun bobot hayat. Jangan hanya melatih diri dalam doa tetapi mengabaikan pertumbuhan hayat. Jika mengabaikan pertumbuhan hayat, doa kita akan mirip sandiwara. Karena itu, kita perlu mengukur doa kita dengan pertumbuhan kita dalam hayat.
Tujuh anak skewa mencoba meniru doa Paulus untuk mengusir roh jahat. Namun, mereka tidak memiliki hayat seperti Paulus. Ketika doa itu diucapkan oleh Paulus, roh jahat pergi. Namun, doa yang sama diucapkan oleh tujuh anak Skewa tidak membuat roh jahat pergi. Bukannya pergi, roh jahat itu malah menggagahi mereka sehingga mereka lari tunggang langgang dalam keadaan telanjang dan luka-luka. Doanya sama, tapi hasilnya beda. Apa yang membedakannya? Faktor pembeda satu-satunya adalah perkara hayat!
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau bertumbuh dalam hayat agar kami bertumbuh dalam doa. Biarlah doa-doa kami ditunjang oleh hayat dan memiliki bobot hayat. Amin!