I Petrus 1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Hayat doa di dalam kita adalah hayat Allah, ia terpisah dari segala sesuatu yang bukan berasal dari Allah. Karena itu, hayat ini menghendaki kita melepaskan segala sesuatu yang bukan Allah. Jika ingin menjadi pendoa, mau berdoa, dan mampu berdoa, kita harus menuruti permintaan hayat di dalam dengan melepaskan hal-hal yang Ia ingin kita lepaskan. Ketika hayat di dalam meminta sesuatu untuk dilepaskan, Jangan berpikir, “Ah.. ini kan bukan dosa besar.” Ini bukan masalah dosa kecil atau dosa besar, melainkan apakah hayat di dalam kita meminta hal itu atau tidak. Jika hayat di dalam meminta, kita harus melepaskan. Jika tidak melepaskannya, kita seperti mencekik leher hayat doa, dan mematikannya.
Adakalanya hayat kudus di dalam meminta kita untuk tidak mengenakan pakaian tertentu. Saat permintaan itu muncul, mungkin kita beralasan, “Ini kan bukan dosa. Tidak akan menjadi masalah jika aku mengenakannya.” Hayat doa tidak akan mendengarkan alasan itu. Jika tidak menurutinya, selanjutnya kita tidak akan dapat berdoa. Mengapa di dalam pertemuan ibadah banyak yang tidak dapat membuka mulutnya untuk berdoa? Didorong bagaimana pun mereka tetap tidak membuka mulutnya untuk berdoa. Semua ini disebabkan karena banyak yang menolak permintaan pengudusan di dalam mereka. Karena itu, jika ingin belajar berdoa, kita harus memperhatikan segala permintaan hayat doa di dalam kita.
Apa yang diminta oleh hayat di dalam kita adalah pengudusan, yaitu agar kita dipisahkan dari semua orang, perkara, dan benda di luar Allah. Satu hal yang pasti: semakin kita berdoa kepada Allah dengan hayat ini, maka permintaan hayat ini atas diri kita akan semakin banyak. Orang yang senantiasa hidup dalam hayat doa, tidak memerlukan banyak ajaran luaran dari manusia. Semakin berdoa, hayat di dalam kita semakin terlatih, dan fungsi yang menguduskan akan semakin ternyata.
Orang yang paling kudus adalah orang yang senantiasa berdoa di hadapan Allah, karena pada saat ia berdoa, hayat batinnya menjadi terlatih, dan dengan sendirinya menghasilkan fungsi menguduskan. Hayat ini akan meminta kita memisahkan diri dari perkara ini dan perkara itu. Ketika berdoa lagi, hayat ini lebih jauh meminta kita melepaskan ini atau itu. Jika tetap berdoa, maka hayat ini lebih jauh lagi meminta kita meninggalkan orang ini atau orang itu. Semakin menuruti permintaan pengudusan, hayat doa di dalam kita menjadi semakin hidup, dan dengan sendirinya ia memiliki selera doa yang semakin besar, semakin senang berdoa, dan kemampuan doanya makin bertambah.
Kita harus melihat dengan jelas bahwa hayat Allah di dalam setiap pendoa adalah kudus. Hayat ini menolak setiap hal yang bertentangan dengan sifat-Nya. Hayat ini tidak menerima alasan apa pun. Orang yang tidak memperhatikan permintaan hayat doa di dalam dirinya, sebetulnya sedang mematikan hayat doa itu, dan ia tidak akan dapat berdoa. Sebaliknya, bila menuruti permintaannya, hayat doa segera dihidupkan.
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau memberikan apa pun yang Engkau minta dari hidup kami. Kami tidak akan mempertahankannya Tuhan. Sehingga hayat doa semakin hidup dalam batin kami. Amin!