Harga yang Harus Dibayar Allah Untuk Menjadi Makanan Kita

Filipi 2:5-8 … Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Kalau saja di taman Eden manusia percaya dan menerima Allah ke dalam diri-Nya melalui makan buah dari pohon hayat, maka manusia sudah menerima hayat Allah atau hidup kekal itu. Namun, manusia memilih untuk makan buah dari pohon pengetahuan. Kini keinginan Allah untuk masuk dan berbaur ke dalam manusia tidak bisa terjadi sebelum masalah dosa dibereskan dengan penebusan. Masalahnya, siapakah yang bisa menebus manusia? Ini haruslah seorang manusia yang tidak dilahirkan dalam dosa dan tidak pernah berbuat dosa. Dan tidak ada satu pun manusia yang seperti itu, karena semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Malaikat juga tidak bisa menebus manusia, karena malaikat adalah roh dan bukan manusia, tidak memiliki tubuh insani. Namun, apa pun yang terjadi dan berapa pun harganya, Allah tetap ingin masuk dan berbaur ke dalam manusia. Allah rela membayar semua harga yang harus dibayar untuk menjadi makanan manusia.

Untuk menjadi makanan manusia, ada beberapa proses yang harus dilalui oleh Allah. Yang pertama adalah inkarnasi. Allah harus mengosongkan diri-Nya untuk menanggalkan dan meninggalkan semua fasilitas ke-Allahan-Nya, dan mengambil rupa seorang hamba, dengan menjadi manusia. Ini adalah harga yang sangat mahal dan tak terkatakan. Dapatkah Anda bayangkan, Allah yang tak terbatas itu mau dibatasi dalam tubuh insani. Dia yang bisa berada di mana saja, kini hanya bisa berada di satu tempat. Dia yang tak dibatasi oleh waktu, kini dibatasi oleh waktu. Dia yang tak bisa lelah, kini bisa lelah, lapar, dan haus. Seluruh pergerakannya dibatasi oleh tubuh insani dan keinsaniannya.

Proses kedua adalah kematian. Dia bukan hanya harus menjadi manusia, tapi juga harus mengalami kematian. Bukan sembarang kematian, tapi kematian yang paling terkutuk dan tersiksa, yaitu dengan cara digantung di atas salib. Di atas salib, Ia menderita secara tubuh, jiwa, dan roh. Ia harus melalui kematian yang mengerikan ini karena harus menanggung hukuman Allah yang seharusnya diterima oleh semua manusia. Kematian-Nya membuat kita ditebus, diampuni, dan dibenarkan oleh Allah. Tapi ini hanya menyelesaikan masalah dosa, belum menyelesaikan masalah hayat. Itu sebabnya Allah harus melalui proses berikutnya.

Proses ketiga adalah kebangkitan. Dia tidak hanya harus mati, tapi juga harus bangkit. Karena setelah kebangkitan-Nya, Ia ditransfigurasi menjadi roh pemberi hayat. Namun, untuk roh pemberi hayat ini bisa diberikan kepada manusia yang percaya kepada-Nya, Ia harus menghadap Bapa di sorga dulu untuk mempersembahkan pengorbanan-Nya bagi manusia agar disahkan oleh Allah. Inilah proses yang keempat, yaitu kenaikan-Nya ke sorga.

Yohanes 14:2-3 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

Setelah kebangkitan-Nya, Ia naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita. Dari situ Ia datang kembali untuk membawa kita ke tempat-Nya, supaya di mana Dia berada, kita pun berada. Artinya kita menjadi satu dengan Dia. Bagaimana Dia bersatu dengan kita? Dengan kita percaya ke dalam Dia dan menerima Dia ke dalam kita sebagai roh pemberi hayat. Sehingga kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita. Kita bukan hanya bersatu dengan Kristus, tapi dengan Allah Tritunggal. Karena Bapa di dalam Anak, Anak di dalam Roh, dan kini Roh di dalam kita. Roh pemberi hayat ini adalah Roh Kudus yang dihembuskan ke dalam diri murid-murid setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya yang tertutup.

Yohanes 20:21-22 Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.”

Doa: O Tuhan Yesus, Terima kasih untuk kerelaan-Mu membayar semua harga yang harus dibayar untuk menjadi makanan kami. Sekarang kami membuka hati untuk menerima Engkau ke dalam kami sebagai hayat dan suplai hayat kami. Kami memakan Engkau ya Tuhan. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*