Hati-hati Dengan Percampuran

“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi. …, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.” (Matius 2:1-2, 5, & 9)

Dalam mengikuti tuntunan ilahi, hal yang paling perlu diwaspadai adalah jangan mencampurkan tuntunan yang ilahi dengan opini yang manusiawi. Orang majus melakukan kesalahan itu!

Bintang yang dilihat oleh orang majus adalah tuntunan yang ilahi. Tapi masalahnya seringkali Allah tidak memberikan tuntunan-Nya secara menyeluruh dari A sampai Z. Dia hanya memberitahukan langkah awal, dan selebihnya kita harus bergantung pada tuntunan-Nya langkah per langkah. Dalam hal ini, mereka hanya menerima tuntunan bahwa Raja yang baru lahir itu ada di negara Israel, alamat jelasnya tidak diberikan.

Di sinilah opini manusiawi mereka bermain sehingga terjadi percampuran: Seorang raja pasti lahirnya di ibu kota dan di dalam istana raja. Itulah yang menyebabkan mereka tersesat ke istana raja Herodes.

Mengapa saya mengatakan mereka tersesat? Karena bintang itu menghilang. Bintang itu seperti jejak kaki Tuhan yang menuntun mereka kepada Kristus. Saat Anda tidak melihat jejak kaki Tuhan dalam mengikuti tuntunan-Nya, itu artinya Anda sedang tersesat, tidak lagi berada dalam jalan Tuhan. Anda sedang mengikuti opini Anda sendiri, itu sebabnya Tuhan seperti lepas tangan, dan menghilangkan jejak kaki tuntunan-Nya.

Ketika mereka diluruskan kembali oleh Alkitab dan menuju jalan yang benar yaitu ke Betlehem, bintang itu muncul lagi. Jadi selama kita berjalan di jalan yang benar, jejak kaki Tuhan akan tetap terlihat jelas. Saat mengikuti tuntunan yang ilahi, pastikan tidak ada percampuran dengan opini yang manusiawi!

Baca juga: Tuntunan Langsung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*