Kisah Para Rasul 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
Hati nurani yang murni dalam ayat di atas adalah hati nurani yang tanpa cela atau tanpa dosa. Tanpa dosa berarti semua perbuatan salah yang ditegur atau dihakimi oleh hati nurani telah ditanggulangi di hadapan Allah dan manusia. Karena itu, tidak ada lagi perasaan bersalah atau tuduhan dalam hati nurani. Jika ada hal-hal yang belum ditanggulangi di hadapan Allah, seperti: kita tidak mematuhi terang yang kita lihat, kita tidak mau melepaskan sesuatu yang Allah minta agar dilepaskan, maka akan ada tuduhan dalam hati nurani kita. Tuduhan ini menjadi lubang yang mengakibatkan kebocoran di dalam kita. Mungkin kita masih memuji dan melayani Tuhan, tetapi roh kita tidak kuat, doa dan perkataan kesaksian kita pun tidak lantang, kurang berotoritas.
Ayat di atas adalah pernyataan kesaksian Paulus ketika ia dihakimi di hadapan pengadilan penguasa politik dan penguasa agama Yahudi, ia berkata dengan lantang bahwa ditinjau dari sudut politik, ia tidak bersalah. Ditinjau dari sudut agama Yahudi, ia tidak berdosa. Hati nuraninya mantap di hadapan Allah. Tidak ada kebocoran, lubang, cela, pelanggaran, dosa, atau pun dakwaan. Itu sebabnya ia berani bersaksi dengan lantang.
Karena hati nurani Paulus telah ditanggulangi di hadapan Allah, maka ia dapat menjadi orang yang melayani Allah dan juga orang yang berdoa. Hati nuraninya menunjang karena tidak ada cela di dalamnya. Demikian juga, kita harus menjagai hati nurani tidak bercela bersandarkan pembasuhan oleh darah Yesus, agar dapat menjadi pendoa.
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau menjagai hati nurani kami murni tanpa cela dan pelanggaran ya Tuhan. Basuh dan sucikanlah hati nurani kami oleh kuasa darah Yesus. Amin!