JANGAN MENGGANTIKAN
INTUISI DENGAN PIKIRAN

Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Untuk mengenal Allah dan menjadi lebih baik, manusia seringkali menggantikan intuisi dengan pikiran. Jadi, bukannya menerima Yesus sebagai Juruselamat agar intuisinya dihidupkan kembali, manusia malah terus berpikir tentang Allah dan kebaikan, sehingga terciptalah ajaran-ajaran filsafat, etika, dan agama. Namun Allah berfirman bahwa jalan yang dibuat oleh manusia sangat berbeda jauh dengan jalan yang disediakan Allah. Bagaimanapun baiknya angan-angan manusia, itu tetaplah duniawi, dan bukan sorgawi.

Saat dilahirkan kembali, intuisi kita begitu hidup dan kita bisa mengenal dan merasakan Allah secara pribadi. Setelah itu, Allah berkehendak untuk kita terus berjalan menurut intuisi kita itu. Allah bermaksud mewahyukan jalan dan rancangan-Nya dalam intuisi, agar kita dapat berjalan menurut Dia. Namun dalam perjalanan selanjutnya, sayangnya kebanyakan orang Kristen kembali menggantikan intuisi dengan pikirannya. Dalam pelayanan, mereka tidak menuruti intuisi tapi menggunakan kecerdasan, kegairahan, atau usaha-usaha untuk menggerakkan pikiran, emosi, dan tekad orang lain. Semuanya itu ada dalam alam jiwani, dan bukan rohani.

Allah ingin menghancurkan hayat alamiah kita dengan segala kecerdasan, kemampuan, dan kekuatannya. Itulah sebabnya Allah membiarkan kita mengalami kegagalan, keputus-asaan, ketawaran hati, dan ketidakbergunaan dalam perkara-perkara rohani. Semua pengalaman itu diizinkan Tuhan terjadi untuk mengajar kita agar akhirnya kita tahu bahwa selain bertindak menurut intuisi, semuanya hampa dan sia-sia belaka.

Saat memulai kehidupan kristiani, roh kita bergumul dengan keinginan daging, setelah itu roh kita berperang melawan hayat alamiah kita. Kalau dulu yang kita pergumulkan adalah dosa dan kejahatan, sekarang bukan lagi masalah kejahatan dan kebaikan, melainkan masalah kebaikan alamiah dan kebaikan ilahi. Dulu yang kita pergumulkan adalah sifat dari perkara yang kita lakukan, sekarang adalah sumber dari perkara baik yang kita lakukan. Dulu kita perlu diselamatkan dari dosa dan kejahatan, sekarang kita perlu diselamatkan dari kebaikan alamiah kita.

Doa: Tuhan Yesus, kami ingin hidup dan bekerja berdasarkan intuisi roh, dan bukan kecerdasan, kemampuan, dan kekuatan kami. Tolong ingatkan kami untuk tidak menggantikan intuisi dengan pikiran kami. Tolong selamatkan kami dari segala sesuatu yang alamiah. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*