“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:10).
“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu” (Yeremia 31:3).
Kepastian keselamatan kita juga bisa didapat dari kasih Allah yang bersifat kekal. Kita diselamatkan bukan karena kita yang telah mengasihi Allah, melainkan karena Allah telah mengasihi kita, dan karena kasih-Nya itu, Ia mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Kasih Allah itu bersifat kekal, tidak akan habis dan tidak akan hilang, selalu diperbarui setiap hari. Keselamatan berasal dari kasih Allah yang kekal ini, itu sebabnya keselamatan juga bersifat kekal. Kita tidak akan kehilangan keselamatan kita.
“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau” (Yesaya 54:10).
Gunung-gunung boleh beranjak, bukit-bukit pun boleh bergoyang, namun kasih setia Tuhan tidak akan beranjak dari hidup kita dan perjanjian damai-Nya tidak akan bergoyang.
Gunung-gunung boleh beranjak, bukit-bukit pun boleh bergoyang, namun kasih setia Tuhan tidak akan beranjak dari hidup kita dan perjanjian damai-Nya tidak akan bergoyang.
Baca juga: Gagasan Allah