“Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.” (Kejadian 1:29)
Sejak awal menciptakan manusia, Allah telah memperhatikan kebutuhan makan manusia secara jasmani. Ketika diciptakan dan ditempatkan dalam taman, semua kebutuhan makan telah tersedia di sana, yaitu: segala tumbuhan yang berbiji dan segala pohon yang buahnya berbiji. Jadi manusia tidak pernah diciptakan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan makannya, melainkan untuk bekerja guna menyelesaikan rencana kekal Allah, yaitu untuk menjadi ekspresi dan representasi-Nya di atas muka bumi. Bukan hanya untuk menaklukkan bumi, melainkan juga untuk menaklukkan Iblis, musuh Allah.
Istilah bekerja seringkali diganti dengan istilah: CARI MAKAN. Ini menunjukkan betapa manusia harus berjerih payah untuk memenuhi kebutuhan makannya. Setelah kejatuhan manusia pertama, semua manusia harus berjerih payah untuk mencari makan, karena seperti Adam, semua orang telah terhitung sebagai orang berdosa juga.
Setelah kita ditebus, dilahirkan kembali dan menjadi anak-anak Allah, seharusnya cara hidup kita berubah. Kita tidak lagi bekerja untuk mencari makan, melainkan untuk menyelesaikan rencana Allah. Sebagai anak-anakNya, kita harus menjadi ekspresi dan representasinya di atas muka bumi ini.
Lalu bagaimana dengan kebutuhan makan dan kebutuhan yang lainnya? Tuhan telah menyediakannya!
“karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” (Matius 6:8)
“Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:32-33)
Sejak awal menciptakan manusia, Allah telah men yediakan kebutuhan makan manusia. Jadi manusia tidak pernah diciptakan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan makannya, melainkan untuk menjadi ekspresi dan representasi Allah di bumi.
Baca juga: Percobaan Pertama Soal Makan