KEMULIAAN ATAU PEKERJAAN

2 Tawarikh 5:14, “sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.”

Bila telah mengalami pengalaman tirai terbelah, maka seluruh aktivitas kita akan menjadi pelayanan para imam terhadap Allah. Semua yang kita lakukan, kita lakukan seolah-olah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol. 3:23). Namun demikian, dalam cahaya kemuliaan Tuhan, kita harus rela kehilangan kemungkinan aktivitasnya. Sekarang segala-galanya demi cahaya kemuliaan Allah, tidak lagi mementingkan pekerjaan dari kelincahan hayat alamiah kita.

Para imam bertugas untuk menyelenggarakan kebaktian dalam bait Allah, namun ketika cahaya kemuliaan Tuhan memenuhi bait Allah, para imam tidak tahan berdiri untuk melakukan aktivitasnya. Mereka tidak berusaha untuk “tetap” melakukan aktivitas itu dengan kekuatan alamiah, hanya karena itu adalah tugas dan tanggung jawab mereka. Ketika kemuliaan Allah termanifestasi, mereka rela kehilangan “aktivitas” yang telah biasa mereka kerjakan, dan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawab mereka.

Semua pekerjaan yang kita lakukan harus bertujuan untuk memanifestasikan kemuliaan Allah, yaitu Allah dinyatakan dalam manusia. Jika kemuliaan telah termanifestasi, kita tidak perlu ngotot untuk tetap melakukan pekerjaan yang telah dipersiapkan tersebut. Jika kita ngotot untuk tetap melakukan pekerjaan tersebut, justru bisa memperlemah kemuliaan yang sedang termanifestasi. Kita harus belajar untuk rela diatur oleh Roh Kudus dalam setiap pekerjaan, sekalipun itu untuk Tuhan. Pekerjaan kita tidak terhitung, kemuliaan Allah-lah yang terhitung.

Doa: O Tuhan Yesus, semua yang kami kerjakan adalah untuk kemuliaan-Mu termanifestasi, bukan untuk pekerjaan itu sendiri. Tolong kami untuk lebih memperhatikan kemuliaan-Mu dan bukan pekerjaan kami. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*