Membaca Alkitab untuk Beroleh Hayat

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Banyak gereja membuka kelas-kelas pendalaman Alkitab, karena mereka menyangka bahwa melalui mengetahui Alkitab, jemaat akan bertumbuh secara rohani. Padahal pertumbuhan rohani adalah masalah hayat dan bukan pengetahuan. Bertambahnya pengetahuan Alkitab tidak menunjukkan bertambahnya hayat ilahi di dalam jiwa kita. Itu sebabnya banyak tamatan sekolah Alkitab, sepertinya mengerti “ilmu tentang Allah” tapi hidupnya tidak mengekspresikan Allah.

Bertambahnya hayat ilahi adalah bertambahnya unsur Allah atau unsur Kristus di dalam kita. Ciri jika unsur Kristus bertambah di dalam kita adalah unsur ego berkurang. Dan itu sebabnya, yang keluar dari diri kita, baik melalui perkataan dan perbuatan, bukanlah ego kita lagi, melainkan Kristus. Ini hanya bisa terjadi jikalau kita datang ke dalam Kristus dan menerima Kristus ke dalam kita. Apakah yang keluar dari diri kita masih ego atau Kristus akan bisa dilihat dan dirasakan oleh orang-orang yang berinteraksi dengan kita.

Lalu apakah fungsinya Alkitab? Untuk apa kita membaca Alkitab? Tuhan mengatakan bahwa seluruh Alkitab memberi kesaksian tentang Kristus. Jadi membaca Alkitab bertujuan untuk menemukan Kristus, dan setelah menemukan Kristus yang dipersaksikan oleh Alkitab, kita datang kepada-Nya untuk memperoleh hayat.

Misalnya, Anda membaca Yohanes 14:6 yang berbunyi, “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Di sini kita melihat bahwa Alkitab mempersaksikan Yesus sebagai jalan dan kebenaran dan hidup. Maka kita akan datang ke dalam Dia dan menerima Dia ke dalam kita sebagai jalan dan kebenaran dan hidup. Kita akan berdoa, “O Tuhan Yesus, aku menerima Engkau sebagai jalanku, kebenaranku, dan hayatku. Engkaulah jalanku, Engkaulah kebenaranku, Engkaulah hayatku. Sejak hari ini, aku menjadikan Engkau sebagai jalanku, aku tidak mau lagi hidup menurut jalanku sendiri, tapi menurut Engkau sebagai jalanku. Aku tidak mau lagi hidup oleh kebenaranku sendiri, tapi aku mengenakan Engkau sebagai kebenaranku, sebab Engkaulah kebenaranku. Aku tidak mau lagi hidup berdasarkan hayatku, tapi aku hidup oleh Engkau sebagai hayatku. Amin!”

Dengan demikian, kita membaca Alkitab bukan untuk menyelidiki dan memahaminya, tetapi menerima Kristus yang dipersaksikan oleh Alkitab. Dan ketika kita menerima Kristus maka kita menerima hayat. Hayat inilah yang akan membuat kita mengerti secara pewahyuan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Begitulah caranya memperoleh hayat melalui pembacaan Alkitab sehingga unsur Kristus semakin bertambah di dalam kita.

Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk menjadikan Alkitab sebagai buku hayat sehingga setiap kali membacanya kami beroleh hayat. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*