
“Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan” (1 Petrus 1:8)
Alkitab berkata bahwa kita semua yang telah diselamatkan akan memiliki sukacita yang mulia dan tak terkatakan, sekali pun kita tidak melihat Dia. Namun jika menelisik pada pengalaman, mungkin kita semua akan mengakui bahwa ada kalanya, bahkan sering kali, kita tidak memiliki sukacita yang tak terkatakan ini.
Mengapa demikian? Apakah itu berarti kita telah kehilangan keselamatan? Tentu tidak! Keselamatan kita berdasar pada Allah, bukan kita. Kita tidak bisa kehilangan keselamatan, namun bisa kehilangan sukacita karena keselamatan itu.
Keselamatan kita seperti batu karang, tidak dapat dipindahkan; namun sukacita keselamatan kita seperti bunga yang lembut, mudah digoyangkan oleh hembusan angin sepoi-sepoi sekali pun. Karena itu kita harus memelihara dan menjaganya.
Keselamatan kita seperti batu karang, tidak dapat digoyahkan; namun sukacita keselamatan kita seperti bunga yang lembut, mudah digoyangkan oleh angin sepoi-sepoi sekalipun. Karena itu kita harus menjaganya.
Baca juga: Tak akan Dibuang