BUKAN DIGANTI, TAPI DIBAURKAN

Roma 11:24a, “Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati.

Rencana Allah sejak semula adalah menyalurkan hayat ilahi ke dalam manusia, sehingga terjadi perbauran antara Allah dengan manusia. Allah menciptakan hayat manusia untuk menjadi bejana untuk menampung hayat ilahi. Itu sebabnya manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, agar bisa menjadi bejana untuk diisi oleh Allah; sama seperti sarung tangan diciptakan menurut rupa dan gambar tangan agar bisa diisi oleh tangan. Ketika hayat ilahi masuk ke dalam hayat insani dalam kelahiran kembali, hayat insani ini menjadi bejana penampung dan ekspresinya. Ini bukanlah hayat yang digantikan tapi hayat yang dibaurkan menjadi satu.

Ilustrasi yang dipakai dalam ayat di atas adalah dua pohon yang diokulasikan menjadi satu, kemudian bertumbuh bersama secara organik. Kita adalah cabang dari pohon zaitun liar dengan kualitas hayat non unggulan, yang dicangkokkan atau diokulasikan kepada pohon Zaitun sejati, yaitu Kristus, yang memiliki kualitas hayat yang unggul. Masing-masing pohon itu memiliki hayatnya sendiri, tetapi sekarang hayat ini bertumbuh bersama secara organik dan memiliki satu hasil menurut kualitas hayat pohon zaitun sejati.

Agar satu jenis hayat bisa diokulasikan kepada hayat lainnya, maka kedua hayat itu harus serupa. Misalnya ranting pohon pisang tidak bisa diokulasikan kepada pohon persik, namun ranting pohon persik yang lemah bisa diokulasikan kepada pohon persik yang sehat, yang produktif. Demikian pula hayat anjing tidak dapat diokulasikan kepada hayat ilahi, karena tidak serupa. Namun hayat manusia yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah bisa diokulasikan kepada hayat Allah. Sekali lagi ini bukan hayat yang digantikan, melainkan hayat yang dibaurkan, diokulasikan.

Menurut hukum alam yang ditetapkan oleh Allah, hayat yang lebih unggul akan mempengaruhi hayat yang kurang unggul, bukan sebaliknya. Bahkan hayat yang lebih unggul akan menelan semua kekurangan dari hayat yang kurang unggul dan mentransformasi hayat yang kurang unggul menjadi unggul. Demikianlah Kristus akan menelan semua kekurangan hayat insani kita, dan mempertingginya. Dia akan mempertinggi pikiran, tekad, emosi, dan semua kebajikan kita seturut hayat ilahi. Itu sebabnya penting untuk kita menyerap penyaluran hayat ilahi dari Kristus setiap hari, agar terjadi proses pengokulasian, di mana hayat Allah berbaur dengan hayat insani kita dan mempertinggi hayat insani kita. Dengan demikian kita menjadi satu hayat, satu sifat, dan satu kehidupan dengan Kristus.

Galatia 2:20a, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.

Doa: O Tuhan Yesus, terima kasih karena kami telah diokulasikan kepada hayat ilahi yang unggul, agar hayat kami dipertinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*