Roma 11:24a, “Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati.“
Untuk mengokulasi, kedua bagian yang diokulasikan harus dipotong dan mati. Hanya ketika keduanya mati, okulasi baru bisa dimulai. Pada sisi Kristus, sebagai pohon zaitun sejati, Dia telah mati di atas salib. Pada sisi kita sebagai pohon zaitun liar, kita telah mati dan dikubur ketika dibaptis. Itu sebabnya proses pengokulasian bisa dimulai. Hayat ilahi bisa dibaurkan ke dalam hayat insani kita.
Setelah diokulasikan ke dalam Kristus, kita tidak boleh lagi hidup oleh diri sendiri, sebaliknya harus mengizinkan Kristus yang hidup di dalam kita. Kita juga tidak boleh lagi hidup oleh daging atau hayat alamiah kita, sebaliknya hidup oleh roh perbauran, yaitu roh kita yang telah diokulasikan bersama Roh Kristus. Kita harus terus menjalani kehidupan yang terpotong dan tersalib, agar proses pengokulasian mencapai puncaknya.
Galatia 2:20a, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.“
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk terus menjalani kehidupan yang tersalib, agar pengokulasian bisa mencapai puncaknya.