Yesaya 30:15-16, “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, kamu berkata: “Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: “Kami mau mengendarai kuda tangkas,” maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.“
Semua perbuatan daging yang baik selalu independen, tidak bersandar kepada Allah. Jiwa memang berwatak mandiri. Jika ingin bertindak menurut pikiran, perasaan, dan keinginan sendiri, tentu kita tidak perlu menantikan Allah dengan sabar, namun jika ingin bertindak menurut roh, menuruti kehendak-Nya, ini sungguh-sungguh memerlukan hati yang bersandar dan percaya kepada-Nya.
Jika ingin menuruti pimpinan Allah di dalam roh, kita wajib menantikan petunjuk Allah dengan sabar di dalam roh, tidak bertindak sembarangan menurut dorongan emosi atau pikiran sendiri. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tanpa bersandar, adalah tindakan menurut daging. Selama belum ada petunjuk dari dalam roh, kita tidak berani bertindak sendiri, itulah bersandar. Ini bukan soal kita sudah berdoa atau belum, tapi soal apakah kita sudah menerima petunjuk Allah dengan jelas dari intuisi roh atau belum.
Banyak orang Kristen yang bertanya tentang kehendak Tuhan di dalam doa, tapi sebelum menerima petunjuk yang jelas dan pasti dalam intuisi rohnya, ia sudah bertindak sendiri berdasarkan pikiran, perasaan, dan keinginannya sendiri. Meminta petunjuk Tuhan bagi kebanyakan orang Kristen hanyalah basa-basi belaka, karena toh pada akhirnya mereka bertindak menurut pikiran dan keinginannya sendiri. Ini bukanlah cara hidup menurut roh seperti yang Alkitab maksudkan.
Orang yang hidup menurut roh, bersandar pada petunjuk Allah dalam intuisi rohnya. Sebelum ia mengetahui dengan jelas dan pasti akan kehendak Allah yang dinyatakan dalam intuisi rohnya, ia tidak akan bertindak sendiri. Ia menunggu dengan sabar petunjuk Allah dalam rohnya. Bahkan sekalipun waktunya sudah sangat mendesak atau terlambat secara manusiawi, ia tetap menantikan Tuhan dengan sabar. Tidak ada orang atau keadaan yang dapat mendesaknya untuk bertindak. Namun jika telah menerima petunjuk yang jelas dan pasti dari Tuhan dalam intuisi rohnya, ia akan segera bertindak apapun yang menjadi halangannya. Tidak ada orang atau keadaan yang dapat menghentikannya. Itulah hidup yang bersandar dan itulah hidup menurut roh!
Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin hidup menurut roh dan semata-mata bersandar pada petunjuk yang Engkau berikan dalam intuisi roh kami. Kami tidak ingin bertindak sendiri. Amin!