Efesus 6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Kita perlu menyadari bahwa seumur hidup kita ditempuh dalam medang perang. Tak mungkin kita meletakkan senjata sebelum tiba di hadirat Tuhan. Pada tahapan karnal yang paling awal, kita berperang melawan dosa; pada tahapan jiwani kita berperang melawan hayat alamiah; dan pada tahapan terakhir, yaitu tahapan rohani, kita berperang melawan musuh adikodrati, yaitu Iblis dan roh-roh jahatnya. Roh kita baru dapat berperang melawan roh jahat dalam dunia roh, setelah mencapai tahapan rohani. Karena itu peperangan ini disebut peperangan rohani, roh berperang melawan roh. Peperangan rohani seperti ini jarang sekali dialami oleh orang Kristen yang belum rohani.
Saat masih hidup menurut daging, kita menghadapi perang dan bahaya yang karnal. Saat sudah rohani, kita pun menghadapi perang dan bahaya yang rohani. Di padang gurun berperang melawan orang Amalek, setelah masuk Kanaan pun berperang melawan ketujuh suku Kanaan.
Karena sasaran tembak musuh adalah roh kita, maka kita wajib memelihara roh agar selalu berada dalam kondisi normal dan senantiasa menggunakan roh dalam segala waktu dan keadaan. Semua perasaan dalam tubuh harus ditanggulangi secara hati-hati. Pikiran dan angan-angan harus benar-benar tenang, jangan membiarkannya kacau balau. Perasaan tubuh juga harus mutlak teduh, jangan mengizinkannya bergejolak.
Segala sesuatu yang dapat melenyapkan ketenangan roh harus ditentang dan dicegah. Dengan tekad kita menentang setiap alasan kepalsuan, dan hanya ingin bertindak mengikuti roh dengan sebulat hati. Jika tidak demikian, kita akan kehilangan posisi dalam peperangan rohani.
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk selalu waspada menjagai roh kami tetap tenang dan normal. Kami menentang dan mencegah segala hal yang dapat melenyapkan ketenangan roh kami ya Tuhan. Amin!