Kejadian 3:4-5 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Allah berkata bahwa jika makan pohon pengetahuan, manusia akan mati. Namun, ular berkata bahwa manusia tidak akan mati, melainkan akan menjadi seperti Allah. Inilah yang membuat manusia tertarik. Ketika manusia tertarik, sebetulnya manusia telah menerima unsur Iblis ke dalam dirinya, karena ingin menjadi seperti Allah adalah sifat Iblis:
Yesaya 14:12-14 “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur (KJV: Lucifer), putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Ini adalah catatan wahyu tentang pemberontakan Lucifer. Ia ingin naik ke sorga, mendirikan takhtanya mengatasi semua malaikat Allah. Ia ingin menyamai Allah Yang Mahatinggi. Jadi Iblis menaburkan dirinya sendiri ke dalam jiwa manusia, sehingga kejatuhan manusia adalah sama dengan kejatuhan Lucifer, yaitu memberontak terhadap Allah, karena ingin menjadi seperti Allah dalam posisi dan kedudukan. Setelah kejatuhan, Iblis masuk ke dalam diri manusia, berbaur dengan manusia sehingga manusia menjadi daging. Tubuh menjadi hawa nafsu daging, dan jiwa menjadi ego daging. Jadi ego adalah jiwa yang telah bercampur dengan Iblis.
Kehendak Allah adalah agar manusia menjadi seperti Allah dalam hayat dan sifat, bukan dalam posisi dan kedudukan. Namun, ego daging membuat manusia ingin menjadi seperti Allah dalam kuasa dan kedudukan, membuat manusia ingin dipuja dan ditinggikan seperti Allah. Orang yang bertumbuh dalam hayat, ingin menjadi seperti Allah dalam hayat dan sifat, bukan dalam kedudukan. Semakin bertumbuh dalam hayat, semakin egonya mati, dan Kristus hidup di dalam dirinya.
Doa: O Tuhan Yesus, Engkaulah hayat kami! Biarlah kami terus bertumbuh di dalam Engkau sebagai hayat kami, sehingga kami menjadi seperti Allah dalam hayat dan sifat, bukan dalam kedudukan. Amin!