KEHIDUPAN JIWANI ADALAH
CELAH UNTUK PEKERJAAN IBLIS

Yakobus 4:1-3, “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”

Jika orang Kristen tetap bersifat jiwani, maka roh jahat akan dengan mudah melancarkan tipu muslihatnya melalui hikmat alamiah manusia. Musuh akan memasukkan kesalah-pahaman dan prasangka-prasangka ke dalam pikiran, membuat orang Kristen mencurigai kebenaran Allah dan kejujuran sesamanya. Sebelum hayat jiwa diserahkan kepada maut, pikiran orang Kristen sukar sekali terhindar dari sikap ingin tahu, dan selalu ada kecenderungan untuk menginginkan, memegang, dan memiliki. Itulah yang memungkinkan roh jahat mempunyai peluang untuk bekerja.

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa perselisihan dan pertengkaran di antara orang Kristen bersumber dari keinginan dalam jiwanya yang tidak terpenuhi. Keinginan jiwani yang tidak terpenuhi akan diolah dalam pikiran dan bisa menimbulkan iri hati, pertengkaran, perkelahian, bahkan pembunuhan. Mereka mungkin berdoa, tapi doanya pun bersumber dari hawa nafsu dan untuk memuaskan hawa nafsu.

Semua itu terjadi tanpa disadari oleh orang Kristen. Mungkin motivasinya tidak salah, tapi masalahnya, kehendak hatinya telah terjual kepada pikiran yang jiwani. Cita-cita atau ide-ide yang indah dalam pikiran itu malah membuka jalan untuk roh jahat bekerja, sehingga memecah belah anggota Tubuh Kristus. Kiranya Tuhan mencelikkan mata kita untuk melihat betapa berbahaya dan merusaknya hidup menurut jiwa itu, karena bisa menjadi tumpuan untuk roh jahat bekerja.

Doa: Tuhan Yesus, celikkanlah mata kami untuk melihat betapa berbahayanya hidup menurut jiwa, sehingga kami hanya ingin hidup menurut roh. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*