Kehidupan Kekristenan yang Sesungguhnya

Kehidupan Kekristenan yang Sesungguhnya
Kehidupan Kekristenan yang Sesungguhnya

Kehidupan kekristenan yang sesungguhnya adalah seperti orang yang berjalan di atas air. Apa maksudnya? Maksudnya adalah kita berjalan di dalam hukum yang berbeda. Habitat kita adalah di darat, jadi ketika kita berada di atas air dan berjalan, kita seperti masuk ke dalam hukum air padahal kita adalah manusia.

Itu sebabnya, ketika kita berjalan di atas air, artinya kita sedang berjalan dalam hukum yang berbeda dan ketika sudah hidup dalam Roh, kita ‘berjalan’ seolah-olah berjalan di atas air. Setelah menjadi orang Kristen sejati, kita akan menjalani kehidupan dan hukum yang berbeda. Sementara orang memakai hukum yang ada di dalam dunia ini, kita tidak memakai hukum yang ada di dalam dunia, tetapi kita memakai hukum “roh dan kehidupan”. Kita memakai hukum iman, yaitu hukum yang berbeda dari orang biasanya, sama seperti Yesus.

Yesus memakai hukum yang berbeda selama Dia berada di bumi. Dia tidak hidup di bawah hukum yang ada di bumi. Itu sebabnya kalau kita perhatikan, Yesus hidup dengan cara yang berbeda. Ketika kita melihat Yesus sebagai seorang pelayan atau hamba Tuhan, Dia adalah hamba Tuhan yang berbeda, yang menjalani kehidupannya secara berbeda. Dia tidak seperti kebanyakan hamba Tuhan yang lain.

Perhatikan, ketika Yesus berada di bumi ini, Dia melakukan berbagai pelayanan dari desa ke desa, dari kota ke kota, dan Dia tidak pernah meminta-minta uang atau membuat proposal untuk mencari dana. Mengapa demikian? Karena Dia percaya dengan hukum iman, yang Dia miliki dengan hukum roh kehidupan. Dia tahu bahwa Dia memiliki Bapa yang sanggup mencukupi semua kebutuhan pelayanan-Nya.

Jika kita melihat Yesus sebagai Anak Manusia, Dia adalah Anak Manusia yang tidak khawatir akan segala kebutuhan-Nya. Dia tidak takut kekurangan, sekalipun Dia berkata Anak Manusia tidak memiliki rumah untuk berteduh, sedangkan burung mempunyai tempat berteduh, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Artinya, dia bisa meletakkan kepala-Nya di mana saja, fleksibel. Namun, Yesus tidak pernah kekurangan, bahkan ditambah ada duabelas murid-Nya yang tidak bekerja. Segala kebutuhan di sekitarnya dipenuhi oleh berbagai mukjizat.

Bukanlah kebetulan ketika kita membaca kisah kehidupan dan pelayanan Yesus, sebagian ceritanya ada di tengah danau. Ketika Alkitab menceritakan Yesus dan murid-murid berada di tengah danau, biasanya ceritanya sangat seru. Salah satu peristiwanya adalah Yesus berjalan di atas air dan Petrus pun berjalan di atas air. Luar biasa! Jika Yesus bisa berjalan di atas air dan Petrus juga pernah bisa berjalan di atas air, kita pun bisa berjalan di atas air! Ada kemungkinan kita bisa berjalan di atas air.

Saat ini, kita harus bisa menghancurkan semua pemikiran yang manusiawi yang kita jalani selama ini agar kita semua bisa hidup secara supernatural, tidak lagi berada di bawah hukum yang natural. Kita tidak lagi dibatasi oleh hukum yang mengatur kita secara natural. Kita hidup secara supernatural! Hidup kita akan berbeda dari orang lain dan kita akan mengalami hal-hal yang berbeda dari orang lain.

Kita akan mengalami banyak mukjizat Ilahi karena kita hidup secara supernatural. Semua kebutuhan kita akan dicukupi secara supernatural! Itu sebabnya Tuhan akan terus mengajar kita untuk bisa hidup dan berpikir secara supernatural.

Mari kita membaca di dalam Matius 14:22–33 di mana Yesus dan Petrus berjalan di atas air setelah Yesus memberi makan 5.000 orang. Yohanes 6 mencatat bahwa setelah Yesus memberi makan 5.000 orang, mereka kembali datang kepada Yesus. Yesus berkata, “Sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” (Yoh. 6:26). Artinya, mereka mencari Yesus karena makanan. Ada banyak orang yang mencari Yesus hanya karena makanan. Itu sebabnya Yesus berkata “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh. 6:27).

Semua orang akan bekerja keras untuk makan. Ada banyak orang mencari Yesus juga karena kebutuhan makan. Padahal, Yesus sendiri mampu memberi makan 5.000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan dan setelah itu terjadilah Yesus berjalan di atas air. Dalam Matius 14:22, Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang. Sementara itu, Dia menyuruh orang banyak pulang. Itu artinya, Yesus sekarang sendirian karena murid-murid sudah pergi dan orang-orang sudah pulang. Mengapa harus sendirian? Ayat 23 berkata bahwa Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Sering kali juga kita butuh melakukan apa yang Yesus lakukan. Kita menyuruh orang banyak pulang sehingga kita bisa berdoa secara pribadi dengan Tuhan.

Mulai ayat ke-24 diceritakan bahwa perahu murid-murid-Nya diombang-ambingkan gelombang. Lalu Yesus berjalan di atas air. Namun, murid-murid-Nya terkejut dan berteriak ketakutan karena menyangka Yesus itu hantu. Namun, Yesus berkata “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Ternyata, setelah melihat Tuhan mendemonstrasikan berjalan di atas air, Petrus langsung tertarik. Lalu dia berseru dan menjawab “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Lalu Yesus berkata “Datanglah!” Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam (ayat 30).

Perhatikan, mengapa ketika Petrus tidak sadar, dia bisa berjalan di atas air, dan ketika dia sadar, dia tenggelam? Itu karena ketika dia sedang ‘tidak sadar’, dia terpengaruh dengan melihat Yesus berjalan di atas air. Saat Petrus sadar, dia mulai tenggelam, dan dia meminta tolong. Yesus mengulurkan tangan-Nya dan berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (ayat 30). Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya “Sesungguhnya engkau Anak Allah” (ayat 32-33).

Bukanlah kebetulan Alkitab mencatat peristiwa Yesus berjalan di atas air karena sebenarnya Yesus ingin menunjukkan bahwa beginilah cara kehidupan kekristenan itu, seperti berjalan di atas air. Pola kehidupan kita bukan hamba Tuhan yang lain. Pola kehidupan kita bukan Paulus, bukan Petrus, bukan yang lain. Pola kehidupan kita adalah Yesus.

Kita harus hidup sama seperti Yesus hidup. Kalau Yesus bisa hidup secara supernatural, kita juga harus mengikuti jejak-Nya. Itulah yang Dia inginkan, yaitu supaya kita semua hidup dalam ketidakterbatasan. Dia ingin kita semua hidup dalam hukum supernatural sehingga segala sesuatu dalam hidup kita terjadi secara supernatural. Apakah itu bisa? Ya, pasti bisa!

Mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana caranya? Bagaimana mungkin kita memberi makan 5.000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan? Perhatikan, kita semua harus melihat kehidupan Yesus dan meneladaninya, karena Yesus memang memberi kita hidup dan memang Dia Tuhan yang hidup. Apakah kita harus memiliki ilmu meringankan tubuh dari perguruan silat supaya kita bisa berjalan di atas air? Tidak. Yesus tidak punya ilmu meringankan tubuh. Namun, Yesus mempunyai ilmu yang namanya ilmu mengosongkan diri dan orang yang telah mengosongkan dirinya, barulah yang bisa berjalan di atas air.

Baca juga: Tuhan akan Melakukan Seperti yang Difirmankan-Nya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*