KRISTUS ADALAH PERHENTIAN KITA

Ibrani 4:9-11, “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.”

Kristus adalah sabat kita, tempat dan hari perhentian kita. Kristus sebagai perhentian kita terbagi dalam tiga tahap:

  1. Dalam zaman gereja

Sebagai Kristus yang surgawi, Ia telah berhenti dari pekerjaan-Nya dan duduk di sebelah kanan Allah di surga, kini Dia adalah perhentian kita di dalam roh kita (Mat. 11:28-29).

  1. Dalam Kerajaan Seribu Tahun

Setelah Iblis disingkirkan dari bumi ini (Why. 20:1-3), Kristus dengan kerajaan itu akan menjadi perhentian yang lebih penuh bagi orang-orang kudus yang menang, yang akan menjadi raja bersama Kristus (Why. 20:4, 6), berbagian dan menikmati perhentian-Nya.

  1. Dalam langit baru dan bumi baru

Setelah semua musuh, termasuk maut, musuh yang terakhir, ditaklukkan-Nya (1 Kor. 15:24-27), Kristus, sebagai Yang menaklukkan segala sesuatu, akan menjadi perhentian yang paling penuh bagi semua orang tebusan Allah sampai selama-lamanya.

Perhentian yang disinggung dalam ayat ini adalah perhentian dalam dua tahap pertama, terutama yang kedua, dalam kerajaan seribu tahun. Pada saat itu Kristus akan memiliki seluruh bumi sebagai warisan-Nya (Mzm. 2:8; Ibr. 2:5-6), menjadi kerajaan-Nya selama seribu tahun (Why. 11:15). Semua pengikut-Nya yang menang yang mencari dan menikmati Dia sebagai perhentian mereka dalam tahap pertama akan berbagian dalam pemerintahan-Nya di dalam kerajaan seribu tahun (Why. 20:4, 6; 2 Tim. 2:12), juga akan mewarisi bumi (Mat. 5:5; Mzm. 37:11), ada yang berkuasa atas sepuluh kota, ada yang berkuasa atas lima kota (Luk. 19:17, 19), dan akan berbagian dalam sukacita Tuan mereka (Mat. 25:21, 23).

Jika tidak mau meninggalkan konsep agama lama kita yang berdasarkan hukum Taurat, juga tidak mau maju kepada kenikmatan atas Kristus sebagai perhentian kita, kita bisa lepas dari Kristus dan tidak mencapai Kristus sebagai perhentian kita. Kita seharusnya tidak mau diselewengkan dari hal ini!

Doa: Tuhan Yesus, Engkaulah perhentian kami. Di dalam Engkau kami berhenti dari segala pekerjaan kami, dan hanya menikmati Engkau saja ya Tuhan. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*