MANNA SORGAWI

Keluaran 16:31, “Umat Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu. 16:35 Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.”

Yohanes 6:51, “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Orang Israel bersungut-sungut meminta makanan, dan Allah memberikan makanan berupa roti yang turun dari sorga yang bernama: Manna. Dalam Perjanjian Baru, Kristus menunjukkan bahwa sesungguhnya Dialah roti yang turun dari sorga tersebut. Jadi manna adalah Kristus sendiri yang diberikan Allah menjadi makanan bagi umat-Nya.

Karakteristik manna menggambarkan karakteristik Kristus sebagai makanan surgawi umat Allah. Manna itu halus (ay. 14), menunjukkan bahwa Kristus itu lembut dan seimbang dan bahwa Dia menjadi cukup kecil untuk kita makan; bulat (ay. 14), menunjukkan bahwa sebagai makanan kita, Kristus itu kekal, sempurna, dan penuh, tanpa kekurangan atau kelemahan; putih (ay. 31), menunjukkan bahwa Kristus itu bersih dan murni, tanpa campuran apa pun; seperti embun beku (ay. 14), melambangkan Kristus sebagai makanan surgawi kita tidak hanya menyejukkan dan menyegarkan, melainkan juga membunuh hal-hal negatif di dalam kita; seperti ketumbar (ay. 31), menunjukkan bahwa Kristus penuh dengan hayat yang bertumbuh di dalam kita dan berkembang biak; solid (ditunjukkan dalam fakta bahwa umat itu “menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang, kemudian memasaknya dalam periuk”-Bil. 11:8), melambangkan bahwa setelah mengumpulkan Kristus sebagai manna, kita harus mempersiapkan Dia untuk makanan kita dengan “menggiling, menumbuk, dan memasak” Dia dalam situasi dan keadaan hidup kita sehari-hari; kelihatannya seperti damar bedolah (Bil. 11:7), menunjukkan kecerahan dan ketransparanan Kristus; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng (Bil. 11:8), melambangkan keharuman Roh Kudus dalam cita rasa Kristus; rasanya seperti rasa kue madu (ay. 31), melambangkan kemanisan cita rasa Kristus; dan baik untuk membuat roti bundar (Bil. 11:8), menunjukkan bahwa Kristus itu seperti roti bundar yang halus, yang kaya akan gizi.

Kristus adalah roti yang turun dari sorga untuk menjadi makanan kita. Dia adalah makan yang penuh gizi, yang dapat menambahkan semua unsur positif dan menyingkirkan semua untuk negatif dalam diri kita. Jika kita menikmati Dia sebagai makanan kita setiap hari, maka Dia akan terekspresi melalui kita dan kita akan menjadi seperti Dia. Amin!

Doa: Tuhan Yesus, Engkaulah makanan kami yang sejati. Setiap hari kami ingin menikmati Engkau sebagai makanan kami. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*