Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: “Tambah sajalah korban bakaranmu kepada korban sembelihanmu dan nikmatilah dagingnya! Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak
mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan korban sembelihan; hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya (Yeremia 7:21-24).

Keinginan hati Tuhan yang sesungguhnya sejak semula adalah agar umat-Nya mendengarkan suara-Nya dan menuruti segala perintah-Nya. Ada dua hal yang akan terjadi jika kita melakukan hal tersebut:
1. Allah akan menjadi Allah kita dan kita akan menjadi umat-Nya.
Hubungan antara Allah dengan umat ditandai dengan umat mendengarkan suara Allahnya dan melakukan segala perintah-Nya. Jika tidak ada tanda seperti itu, maka Allah tidak dapat disebut sebagai Allah dan kita tidak dapat disebut sebagai umat-Nya.
Allah akan dapat berfungsi sebagai Allah kita jika kita mendengarkan suara-Nya dan melakukan segala perintah-Nya. Kita akan dapat menikmati hak istimewa sebagai umat-Nya jika kita mendengarkan suara-Nya dan melakukan segala perintah-Nya.
Inilah konsep ibadah yang ditetapkan Tuhan sejak semula, tetapi umat perjanjian lama menggantikan konsep ibadah yang orisinil yang ditetapkan Tuhan sejak semula dan menggantikannya dengan konsep ibadah buatan sendiri yang berasal dari kedegilan hati mereka. Mereka memberi banyak korban, dengan harapan Tuhan dipuaskan.
Anda bisa memberikan banyak korban kepada Tuhan, tetapi jika anda tidak memberikan apa yang paling Dia inginkan, anda tetap tidak dapat memuaskan hatinya. Sebaliknya bila anda memberikan satu saja yang paling Dia inginkan, anda akan memuaskan hati-Nya.
Ibadah harus ada unsur perjumpaan Ilahi di dalamnya, ibadah harus memperdengarkan suara Tuhan agar umat bisa mendengarkan suara-Nya dan hidup berdasarkan suara-Nya. Jangan pernah menggantikan kehadiran Tuhan dengan acara yang menghibur dan jangan pernah menggantikan gemuruh suara Tuhan dengan gemuruh kebisingan persembahan korban.
2. Kita akan berbahagia.
Menggantikan ibadah orisinil yang sudah ditetapkan Tuhan sejak semula dengan ibadah rancangan kita sendiri yang sebenarnya berakar dari kedegilan hati kita yang tidak mau mendengarkan suara-Nya dan melakukan segala perintah-Nya hanya akan mendatangkan kutuk dalam hidup gereja dan jemaat.
Tetapi jika kita memenuhi apa yang diinginkan Tuhan sejak semula akan mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa dalam hidup gereja dan jemaat.
Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku” (Yesaya 48:17-19)
Firman Tuhan berkata dengan sangat jelas, jika kita mendengarkan suara-Nya dan melakukan segala perintah-Nya maka damai sejahtera kita akan seperti sungai yang tidak pernah kering.
Dalam situasi dan kondisi apa pun akan tetap ada damai sejahtera di sana. Dan kebahagiaan kita akan terus berlimpah seperti gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Artinya kebahagiaan akan terus ada dan tidak pernah berhenti, bahkan sampai anak cucu kita.
Penyebab mengapa janji Tuhan ini tidak tergenapi dalam hidup kita adalah: Karena kita telah menggantikan ketetapan Tuhan dengan rancangan kita sendiri.
BACK TO THE ORIGINAL FROM GOD!
NO MORE SUBSTITUTE!
Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan (I Samuel 15:22).
Baca juga: God or Gold?