Matius 10:37-38, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.“
Lukas 14:26-27 “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Di sini Tuhan memanggil kita untuk mengasihi Tuhan lebih daripada mengasihi keluarga. Jangan sampai karena mengasihi keluarga, kita rela mendurhakai Tuhan. Ketika keinginan anggota keluarga yang kita cintai bertentangan dengan kehendak Allah, kita harus mau memikul salib dan menyerahkan kasih itu kepada maut.
Di sini juga Tuhan melarang kita untuk mengasihi keluarga atau kerabat dengan kasih alamiah. Mengapa demikian? Karena kasih alamiah itu berasal dari hayat jiwa. Kasih jiwani seperti itu selalu ingin menempel dan menggenggam erat orang-orang yang dikasihi, serta ingin menuntut balik untuk dikasihi. Sehingga ketika Tuhan menyuruh untuk meninggalkan orang yang dikasihi, kita tidak bisa melakukannya, atau ketika orang yang kita kasihi harus meninggalkan kita untuk melakukan pekerjaan Tuhan, kita tidak rela melepaskannya.
Tuhan tidak menghendaki kita mengasihi orang menurut kesenangan alamiah dalam jiwa kita. Tuhan ingin kita mengasihi orang karena Tuhan semata, bukan karena kita mengasihi mereka. Jadi kita tidak mengasihi mereka secara langsung, melainkan hanya menjadi pemantul kasih Tuhan. Kita menerima kasih Tuhan dan demi Tuhan kita mengasihi mereka. Jadi Tuhan mengasihi mereka melalui kita. Singkatnya, hati kita yang mengasihi orang, terkendali oleh Tuhan sendiri. Jika Tuhan menyuruh kita mengasihi, sekalipun terhadap musuh, kita wajib mengasihi. Jika Tuhan tidak menyuruh kita mengasihi, sekalipun terhadap orang terdekat dalam keluarga, kita tidak mengasihinya.
Menaati Tuhan dan tidak menghiraukan kasih alamiah akan membuat kasih alamiah kita menderita sengsara. Ini adalah pengalaman salib. Melepaskan atau meninggalkan orang-orang yang dikasihi demi Tuhan akan membuat hati dan jiwa kita remuk redam. Akan ada banyak air mata, keluh kesah, dan kesedihan yang ditimbulkan karena kehilangan orang yang dikasihi, ini membuat hayat jiwa tersalib. Dengan hayat jiwa tersalib, yaitu kehilangan kasih alamiah, barulah jiwa kita dapat menerima curahan kasih ilahi, sehingga kasih yang ada sekarang adalah kasih yang baru, kasih ilahi, kasih yang semata oleh Allah dan di dalam Allah.
Doa: O Tuhan Yesus, kami menyerahkan kasih alamiah kami kepada salib, agar kami menerima kasih ilahi, kasih yang oleh Allah dan di dalam Allah. Amin!