HAYAT JIWANI ADALAH
PENGHAMBAT HAYAT ROHANI

Ibrani 5:12-13, “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.”

Hayat jiwa kita yang alamiah adalah hambatan terbesar bagi hayat rohani kita. Itu sebabnya banyak di antara kita, yang ditinjau dari sudut waktu seharusnya sudah bisa merawat orang menjadi dewasa di dalam Tuhan, namun justru masih perlu dirawat terus. Selama hayat jiwa belum mengalami penanggulangan, maka hidupnya selalu bersandar pada rangsangan-rangsangan dan perasaan-perasaan. Inilah yang menyebabkan kehidupan rohani orang Kristen terus mengalami pasang surut seperti ombak di lautan, sebentar membubung tinggi, sebentar merosot rendah. Bila kita membiarkan hayat jiwa bercampur dengan pengalaman rohani, maka pasti pengalaman rohani itu tidak stabil, sehingga hayat rohani kita terhambat pertumbuhannya.

Hayat jiwa yang belum ditanggulangi selalu menarik kita keluar dari dalam roh. Terkadang emosi beraksi, dan membuat kebebasan dan perasaan roh kita terluka parah; sukacita atau dukacita seringkali membuat kita kehilangan penguasaan diri. Terkadang pikiran terlalu aktif, itu mempengaruhi hayat roh yang teduh sehingga menjadi kacau dan resah. Pikiran, kemauan, dan emosi jiwa sering berontak melawan roh, selalu ingin melepaskan diri dari roh dan berdiri sendiri. Yang menderita kerugian dari kehidupan seperti ini adalah hayat roh kita. Maka tidak bisa tidak, hayat jiwa yang belum diserahkan kepada maut akan menjadi penghambat terbesar bagi pertumbuhan hayat rohani kita.

Doa: Tuhan Yesus, kami serahkan hayat jiwa kepada maut agar hayat rohani kami tidak terhalang pertumbuhannya. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*