KENIKMATAN AKAN KRISTUS
DALAM PERJANJIAN LAMA

Kejadian 3:21, “Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.”

Setelah kejatuhan manusia, hal pertama yang Allah lakukan adalah menyiapkan satu korban bagi manusia, dari korban itu dibuatlah pakaian untuk manusia. Adam menikmati dan mengambil bagian atas korban itu. Setelah Adam, Habel mengambil bagian dalam korban yang sama (4:4). Nuh juga mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban (8:20). Abraham, Ishak, dan Yakub mengikuti langkah yang sama, mereka pun membangun mezbah dan mempersembahkan korban. Kemudian aspek besar pertama dari Kristus yang dinikmati orang Israel adalah anak domba Paskah (Kel. 12:3-7). Dari Adam sampai umat Israel menikmati korban yang sama.

Dari Keluaran 12, umat Israel mulai menikmati domba, yang merupakan lambang Kristus (Yoh. 1:29). Anak domba memiliki dua aspek, yaitu darah untuk menebus secara lahiriah dan daging untuk merawat secara batiniah. Melalui Kristus sebagai Anak Domba Allah, kita dibawa kembali kepada kenikmatan akan Kristus sebagai pohon hayat. Bersama anak domba Paskah, umat Israel menikmati roti tidak beragi dan sayur pahit (12:8). Kemudian mereka menikmati tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari (13:21-22), manna sorgawi (16:31), dan air hidup dari batu yang terbelah (17:6). Kemudian mereka menikmati semua korban (Im. 6:8-7:34), imamat (Kel. 40:13-15), Kemah Suci (Kel. 25:9), kekayaan tanah perjanjian (Ul. 8:7-10), dan akhirnya mereka menikmati Kristus sepenuhnya sebagai Bait Allah (1 Raj. 7:51).

Anak domba Paskah, roti tidak beragi, sayur pahit, manna sorgawi, air hidup, berbagai jenis korban, hasil berlimpah dari tanah perjanjian adalah berbagai aspek dari pohon hayat. Seluruh Perjanjian Lama memberitahu kita satu hal: Allah pertama-tama menyajikan diri-Nya sebagai pohon hayat, supaya kita dapat mengambil bagian atas Dia sebagai makanan dan dapat menikmati Dia sebagai hayat dan segala sesuatu kita. Setelah kejatuhan, Tuhan memberikan anak domba, dan akhirnya Allah menjadi bait bagi manusia.

Dalam Yohanes 15, Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus tinggal di dalam Dia, dan Dia tinggal di dalam kita (ayat 4-5). Kita menjadi tempat tinggal Dia dan Dia menjadi tempat tinggal kita. Ini adalah tempat tinggal saling huni. Tempat tinggal saling huni ini adalah perbauran Tuhan sebagai Roh dengan kita di dalam roh kita. Roh kelahiran kembali kita adalah tempat tinggal saling huni tersebut. Dia tinggal di dalam roh kita, dan ketika kita tinggal di dalam roh, hidup menurut roh, maka kita tinggal di dalam Dia, hidup di dalam Dia, hidup oleh Dia. Dia adalah bait kita dan kita adalah bait-Nya.

Doa: O Tuhan Yesus, Engkaulah tempat kediaman kami, dan kami pun tempat kediaman-Mu, Kami tinggal di dalam Engkau dan Engkau tinggal di dalam kami, dan kami berbuah banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*