MEMPERTIMBANGKAN KEBERATAN HATI NURANI ORANG LAIN

I Korintus 10:27-29 Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: “Itu persembahan berhala!” janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani. Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu…

Dalam bertindak kita tidak boleh sombong dan egois. Jangan hanya mempertimbangkan keberatan hati nurani kita sendiri, tetapi juga keberatan hati nurani orang lain, khususnya yang lebih lemah daripada kita. Rasul memberikan contoh yang gamblang, misalnya kita diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, makanlah dengan bebas. Namun jika orang yang tidak percaya itu atau orang Kristen yang lebih lemah memberitahu kita bahwa itu adalah makanan bekas persembahan berhala, karena keberatan hati nuraninya, janganlah kita memakannya. Jika kita memakannya, hati nurani kita mungkin tidak mencela dan kita tidak merasa bersalah, tapi kita harus mempertimbangkan keberatan hati nurani saudara kita atau orang yang tidak percaya itu, agar kita tidak melukai hati nurani saudara kita dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang yang tidak percaya.

I Korintus 10:31-32 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.

Jika kita sombong dan egois, kita mungkin akan menjawab, “Saya percaya kepada Allah yang hidup! tidak percaya dan tidak takut kepada berhala, jadi tidak apa-apa kalau saya memakannya.” Ya, mungkin tidak apa-apa bagi kita, tapi itu bisa apa-apa bagi orang lain. Janganlah kita menjadi batu sandungan hanya karena hal-hal yang remeh.

Doa: O Tuhan Yesus, semua yang kami lakukan, biarlah itu untuk kemuliaan-Mu! Jangan sampai kami menimbulkan syak dalam hati orang lain ya Tuhan sehingga Engkau tidak dimuliakan. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*