Dampak Mengenal dan Mengejar Kristus

Dampak Mengenal dan Mengejar Kristus
Dampak Mengenal dan Mengejar Kristus

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:7–14)

Dampak dari mengenal dan mengejar Kristus:

1. Kita akan menganggap segala sesuatu selain Kristus adalah kerugian dan sampah (ayat 7-8).

Setelah kita benar-benar mengenal Kristus, saat kita membandingkan-Nya dengan yang lain, yang lain itu seperti sampah. Kita selalu kuatir akan kekurangan dan akhirnya kehilangan Kristus, itu sebabnya kita harus terus mencari dan mengejar-Nya dan bukan yang lain.

2. Kita akan hidup berdasarkan kebenaran Kristus dan bukan kebenaran kita sendiri (ayat 9).

Kita tidak lagi hidup dengan kebenaran kita sendiri, melainkan hidup dengan kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Oleh karena itu, kita akan menilai orang dan segala sesuatu dari kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan, bukan dari kebenaran diri sendiri.

3. Kita akan mengalami kematian dan kebangkitan Kristus (ayat 10-11).

Kita tidak mempertahankan hidup kita lagi, tetapi menyerahkannya kepada Tuhan. Sampai kita mati, baru Kristus hidup di dalam dan melalui kita! Karena itu segeralah mati: mati dari kebenaran diri sendiri, mati dari dosa, mati dari kejahatan, mati dari keborosan, mati dari diri sendiri! Kita tidak akan mati sampai kita menaruh diri kita di atas mezbah-Nya dan api Roh membakar seluruh keberadaan kita!

4. Kita akan hidup di dalam panggilan Kristus (ayat 12-14).

Paulus hidup dalam panggilan Allah: Roma 1:1; 1 Kor. 1:1; Gal. 1:1 dan dia tidak mengingkari panggilan-Nya, melainkan dia menekuni panggilan-Nya, dan dia hidup di dalam panggilan-Nya itu sampai mati.

Awalnya Paulus (sebelumnya bernama Saulus) adalah pembunuh, dia membunuh orang Kristen yang percaya kepada Yesus. Namun, mengapa pada akhirnya Paulus menganggap tindakan yang dia lakukan tersebut merupakan sebuah kerugian? Karena pengenalan akan Yesus Kristus jauh lebih mulia dari pada semuanya itu. Bagaimana Paulus bisa berpikir demikian? Sebelumnya dia yakin bahwa dia telah melakukan yang benar, tetapi sebenarnya kebenaran yang seharusnya dilakukan adalah mengenal Yesus Kristus dan menggenapi panggilan sorgawi untuk dirinya.

Berikut ini beberapa kutipan surat yang ditulis Paulus, kebanyakan diawali oleh kalimat berikut:

Bahkan dalam surat-suratnya tersebut, Paulus menulis sendiri bahwa panggilan hidupnya ialah menjadi rasul, melakukan kehendak Allah, dan tentu saja, memberitakan Injil.

  • “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” (Roma 1:1).
  • “Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita” (1 Korintus 1:1).
  • “Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya” (2 Korintus 1:1).
  • “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati” (Galatia 1:1).
  • “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus” (Efesus 1:1).
  • “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita” (1 Timotius 1:1).
  • “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus” (2 Timotius 1:1).
  • “Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita” (Titus 1:1).

Mari kita serahkan seluruh hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Berikan diri kita untuk rela dipakai oleh-Nya sehingga apa yang kita kejar bukanlah kebutuhan dan keinginan kita sendiri, melainkan Kristuslah yang menjadi pengejaran utama kita, Amin!

Baca pula: Pengejaran yang Sejati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*