“Pada musim panen Kain membawa hasil tanahnya sebagai persembahan kepada TUHAN, sedangkan Habel membawa daging anak-anak domba sulung yang gemuk-gemuk sebagai persembahan kepada TUHAN. Persembahan Habel menyenangkan hati TUHAN, tetapi persembahan Kain tidak.” Kejadian 4:3-5a
Mengapa persembahan Habel memperkenan hati Tuhan, sementara Kain tidak? Waktu saya masih anak-anak, guru Sekolah Minggu bercerita: Karena Kain mempersembahkan buah-buah yang busuk, yang jelek, jadi Tuhan tidak berkenan. Tentu saja itu jawaban yang tidak tepat.
Persembahan Kain tidak diterima karena ia tidak mengikuti jalan keselamatan yang telah ditetapkan oleh Allah, yaitu: harus ada penumpahan darah.
“dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” Ibrani 9:22b
Kain ingin mendekati Allah dengan caranya sendiri dan usahanya sendiri, sementara Habel mendekati Allah dengan cara yang telah ditetapkan Allah. Kain mewakili orang-orang beragama yang ingin mendekati Allah dengan cara dan usahanya sendiri, bukan melewati korban Kristus, yang telah ditetapkan Allah menjadi jalan penebusan.
“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.” Roma 3:25a
Itulah sebabnya tidak ada orang yang bisa sampai kepada Bapa kecuali melalui Yesus, sekali pun telah memberikan yang terbaik dari semua usaha yang bisa dilakukan seperti Kain. Jadi kain ditolak karena ia berusaha datang kepada Allah tanpa melalui korban Kristus, bukan karena usahanya kurang baik.
Persembahan yang berkenan kepada Allah bukanlah persembahan yang terbaik yang bisa kita lakukan, melainkan persembahan yang sesuai dengan keinginan hati-Nya. Asalkan kita mempersembahkan seperti yang Dia inginkan, meski pun itu bukan yang terbaik menurut ukuran dunia, Dia berkenan!
Persembahan yang berkenan kepada Allah bukanlah apa yang terbaik menurut kita, melainkan apa yang sesuai dengan keinginan hati-Nya. Mungkin itu bukan yang terbaik menurut ukuran dunia, namun Dia berkenan!
Baca juga: Allah yang Menyadari Kebutuhan Kita