Memagari Area Keuangan

Masalah keuangan seringkali menjadi titik sentral dari pergumulan kebanyakan orang percaya. Iblis tidak henti-hentinya berdaya upaya menghancurkan area keuangan orang percaya, karena ia mengerti kalau orang percaya terus bermasalah dalam keuangan mereka tidak dapat fokus untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidup mereka. Jadi memagari area keuangan merupakan hal yang harus menjadi prioritas.

Memagari Area Keuangan
Memagari Area Keuangan

Itu sebabnya area keuangan harus benar-benar dipagari dengan prinsip Firman yang kuat, agar Tuhan dapat bekerja dengan leluasa dalam area keuangan kita dan iblis tidak mendapati celah untuk ia masuk dan menggocoh area keuangan kita.

Inilah prinsip Firman yang harus kita bangun untuk memagari area keuangan kita:

1. Belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada (Ibrani 13:5).
Apa yang kita terima setiap bulan adalah berkat Tuhan, belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang sudah Tuhan beri, karena pada dasarnya Tuhan selalu memberikan cukup bahkan berlebih untuk kebutuhan kita. Masalahnya selama ini kita berusaha menyesuaikan penerimaan kita dengan pengeluaran. Mulailah belajar untuk menyesuaikan pengeluaran dengan penerimaan.

Jika kita dikendalikan oleh uang kita menjadi hamba uang. Kuasailah uang dan atur pengeluarannya, maka uang akan menjadi hamba kita. Belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada! Jika kita sudah membangun gaya hidup yang seperti ini, Tuhan berjanji: “AKU sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, AKU sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau!” Tuhan akan bertindak mencukupi apa pun yang kita butuhkan.

2. Belajar percaya bahwa kekayaan adalah hasil dari berkat/anugerah Tuhan.
Meski pun kita membutuhkan relasi tetapi kekayaan bukanlah hasil dari relasi yang kita miliki. Dalam kejadian 14:21-23, Abram menolak tawaran raja Sodom yang ingin memberi kekayaan kepadanya.

Alasannya adalah Abram tidak mau di kemudian hari raja Sodom bisa berkata bahwa Abram kaya karena dia. Mengapa demikian? Karena Abram percaya bahwa kekayaan adalah hasil dari berkat/anugerah Tuhan yang tercurah dalam hidupnya, bukan hasil dari relasi.

Kekayaan juga bukanlah hasil dari kerja keras atau kepintaran kita. Dalam Ulangan 8:17-18, Musa memperingatkan umat Allah agar jika mereka sudah berhasil memasuki tanah perjanjian yang penuh dengan susu dan madu itu, jangan mengatakan bahwa keberhasilan itu karena kekuatan mereka, tetapi mereka harus ingat bahwa keberhasilan itu karena berkat/anugerah Tuhan yang diberikan karena Tuhan ingat kepada ikatan janji dengan bapak rohani mereka.

“Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya” (Amsal 10:22).

Ini bukan berarti kita bermalas-malasan dalam bekerja. Kita tidak bekerja santai, tapi juga tidak bekerja keras, kita bekerja pintar dan cermat, sesuai tuntunan Roh-Nya.

3. Bangun kekayaan dari mengumpulkan sedikit demi sedikit (Amsal 13:11).
Banyak orang ingin langsung mendapatkan proyek besar, tetapi Alkitab berkata, “Uang yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit menjadi kaya.”

Kekayaan yang kuat dikumpulkan dari sedikit demi sedikit. Karena itu jangan pernah menganggap remeh yang sedikit. Seringkali Tuhan mulai bekerja dari yang sedikit yang kita punya. Tuhan membebaskan janda yang terjerat hutang pada jaman nabi Elisa, dari sisa minyak dalam buli-buli yang ia miliki. Karena itu kumpulkanlah sesedikit apa pun yang kita miliki. Saat berkat/anugerah Tuhan tercurah, maka yang sedikit akan berubah jadi banyak.

4. Bangun kebiasaan untuk memberi dan membagi (1 Tim. 6:18-19; Amsal 11:24).
Setelah kita memiliki lebih, kita harus mulai membangun kebiasaan untuk memberi dan membagi. Kebiasaan ini akan mematikan ketamakan dalam hidup kita sehingga kita tidak terjebak dalam tindakan yang menentang kebenaran

5. Jangan pernah mempercayakan diri pada kekayaan (Amsal 11:28; 1 Tim. 6:17).
Sebelum kita punya uang, kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Setelah kita punya uang, kita harus hati-hati. Jangan sampai kita jadi mempercayakan diri kepada kekayaan. Uang banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, karena itu nilainya mudah berubah.

Jangan menggantungkan diri kepada hal yang tidak pasti seperti uang. Di dunia ini hanya Tuhan dan Firman-Nya yang tidak dipengaruhi oleh apa saja, gantungkan hidupmu hanya kepada Dia saja!

6. Jangan pernah jatuh cinta pada kekayaan (Pkh. 5:9; 1 Tim. 6:10).
Setelah kita punya lebih, kita mulai berdekatan dengan uang. Hati-hati! Karena semakin kita dekat akan ada godaan untuk jatuh cinta terhadap uang.

Ciri kalau kita sudah jatuh cinta dengan uang adalah: Kita tidak pernah puas dengan penghasilan kita, kita terus memburu uang dan berusaha mendapatkannya dengan cara apa pun, pikiran kita dipenuhi oleh uang dan uang saja.

7. Jangan pernah terjebak untuk menikmati kesenangan hidup (Ams. 21:17).
Walaupun kita sudah banyak uang, jangan terjebak untuk berfoya-foya, jangan buru-buru meningkatkan gaya hidup agar kita terus bisa dipercaya oleh Tuhan dalam area keuangan.

Dengan memagari area keuangan kita melalui prinsip-prinsip di atas, niscaya kita tidak akan kekurangan, bahkan berlebih karena Tuhan akan memberkati harta kita yang dikelola sesuai firman.

Baca juga: Integritas Dalam Keuangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*